Cegah Kebakaran Hutan Lebih Dini
Foto: Tangkapan Layar/BMKG--
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Sumsel, Edward Chandra mengatakan musim kemarau harus dimitigasi lebih dini mengingat sering memberi dampak luar biasa di wilayah Sumsel.
“Musim kemarau erat kaitannya dengan persiapan pemda terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel. Apalagi Sumsel memiliki kawasan geografis daerah gambut terluas di Indonesia, sehingga potensi karhutla mudah terjadi ketika kekeringan melanda,” katanya.
Dalam antisipasi ini, lanjutnya, Pemprov sudah melakukan koordinasi dengan pemda di Sumsel untuk memitigasi bencana karhutla.
“Kemarau kering sempat memicu karhutla besar di Sumsel tahun 2015 dan 2019.
Kewaspadaan dengan mempersiapkan mitigasi bencana lebih dini jadi prioritas. Jika memang terjadi kemarau kering dengan jumlah hari tanpa hujan yang panjang, maka segala kemungkinan harus dipersiapkan dengan matang,” ujarnya.
Pihaknya juga memetakan daerah rawan karhutla tahun 2023, sambil menunggu daerah menetapkan status siaga. “Termasuk pemadaman dari udara dan darat akan diterapkan sama seperti tahun sebelumnya,” ucapnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah menjelaskan ada tiga daerah masuk kategori rawan, yakni, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin dan Banyuasin.
Iriansyah menjelaskan kemarau basah sangat berpengaruh pada pengendalian karhutla. Seperti tahun 2020, luas lahan terbakar hanya 950 hektare, tahun 2021 ada 5.216 hektare, dan 2022 sebanyak 3.719 hektare
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: