Pemanfaatan Situs Megalithikum Kota Pagar Alam Sebagai Sumber Belajar Siswa

Pemanfaatan Situs Megalithikum Kota Pagar Alam Sebagai Sumber Belajar Siswa

Foto : Situs Megalit Tegur Wangi--net

PAGARALAMPOS.COM - Pembelajaran  sejarah  akan  lebih  mudah  dilaksanakan  apabila  dibantu  dengan  sumber  belajar  yang  konkret, dengan adanya sumber belajar yang konkret akan memudahkan guru untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.

Hakekat  pembelajaran  sejarah  yang  menyampaikan  peristiwa  masa  lalu  kehidupan manusia  kepada sisiwa, sehingga para siswa akan dapat dengan mudah menangkap dan menghayati gambaran peristiwa sejarah secara utuh. 

Jika  lingkungan  kelas  terkesan membosankan karena belajar dilakukan setiap hari hanya melalui metode ceramah maka kita sebagai guru dapat  menggunakan observasi langsung dengan  materi  yang akan diajarkan sehingga    siswa    merasa  bersemangat  untuk  belajar  dan  tertarik  untuk  belajar  yang  akan  mereka  pelajaran.

Berkaitan dengan hal itu di Kota Pagar Alam banyak terdapat situs sejarah yang memiliki  arti  yang  penting  dalam  perkembangan  sejarah  Indonesia  dan  kemungkinan  dapat dimanfaatkan  sebagai sumber  belajar  sejarah  di  sekolah. 

Seperti situs yang ada di Desa Tegur Wangi lama dimana terdapat baru bergores, bilik batu, batu beghibu, dolmen dan tetralith. Situs di daerah Belumai terdapat kubur batu, batu gajah, batu gelang, lumpang batu, arca manusia dan masih banyak lagi daerah daerah yang ada di Kota Pagar Alam yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah.

Dikutip dari papan keterangan pada pintu masuk, bahwa Situs Cagar Budaya Tegur Wangi Lama ini merupakan situs purbakala yang didalamnya terdapat peninggalan megalit berupa arca manusia, kuburan batu, dolmen dan manhir.

Menurut cerita masyarakat bahwa desa Tegur Wangi Lama ini dulunya tempat yang suci dan sakral. Dilokasi megalit ini dulu sering diadakan upacara adat penguburan tokoh/sesepuh masyarakat setempat yang meninggal. Mereka meletakkan sesajen didepan arca manusia, dolmen dan manhir tersebut untuk meminta keselamatan masyarakat atau si mayat itu sendiri sebelum dimasukkan kekubur batu. Upacara itu sangat sakral sehingga yang hadir mengenakan pakaian dan perhiasan yang indah-indah sebagai rasa penghormatan kepada si mayat.

 

Untuk kaum ibu mengenakan pakaian adat, mengenakan penghibu yaitu Subang/anting-anting bertahtakan intan berlian yang terkenal keindahannya, sehingga arca manusia yang terletak di lokasi ini diberi nama batu penghibu oleh masyarakat setempat sampai saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: