Petani Lebih Pilih Petik Hijau

Petani Lebih Pilih Petik Hijau

PAGARALAM POS, Pagaralam – Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah harga komoditas sayuran mengalami kenaikan cukup signifikan, terutama cabai. Informasi yang dihimpun, di tingkat pengepul cabai setan kelas super yang sebelumnya dihargai Rp70-72  ribu per kilogram, saat ini mencapai Rp80-85 ribu.

Sedangkan untuk kualitas biasa dihargai Rp70 ribu per kilogram dari sebelumnya 65 ribu per kilogram, sementara di tingkat petani mencapai Rp60.000 hingga Rp65.000 per kilogramnya. Juga demikian halnya dengan harga cabe merah. Kenaikan harga kembali terjadi menjelang Idul Adha kemarin, yang tembus di harga Rp100-120 di tingkat pengepul, sedangkan di tingkat petani seharga Rp70- 85 ribu per kilogram (tergantung kualitas).

Kondisi ini tidak hanya membuat petani sumringah dan tersenyum lebar, tapi juga memberikan keuntungan buat petani itu sendiri. Dikatakan Yudi Dores (43) salah seorang petani di Pagaralam, bicara untung jelas diuntungkan dengan kenaikan harga sekarang ini. Apalagi sebelumnya sempat anjlok di bawah Rp20 ribu per kilogramnya. “Jelas kita bersyukur dengan harga yang mulai membaik ini. Berharap bisa bertahan hingga nanti akhir panen,” ungkapnya.

Dirinya menuturkan, dengan kenaikan harga ini juga petani tidak khawatir dengan besarnya modal yang dikeluarkan. Pasalnya, cepat atau lambat modal yang dikeluarkan pun pasti kembali. “Karena berbeda jika harga yang tidak bersahabat (murah), bisa balik modal saja petani sudah merasa untung. Apalagi kalau modal kembali kita juga masih dapat untung, jadi senanglah,” ujarnya.

Dikatakan Yudi, kondisi ini sebenarnya memang lumrah di Kota Pagaralam. Tidak hanya untuk tanaman cabai, namun juga terhadap tanaman-tanaman lain. Dan biasanya kata dia, kenaikan harga dipicu kerena permintaan tinggi, sementara produktifitasnya kurang atau langka. Dan kelangkaannya juga disebabkan bisa dari faktor cuaca yang mempengaruhi proses tanam hingga panen. Bisa juga karena bertepatan dengan musim panen kopi, sehingga petani yang menanam cabai pun tidak banyak. “Karena otomatis petani banyak berpindah ke kebun kopi untuk mengurus kebun kopi mereka seperti sekarang ini,” katanya.

Dan lagi, kata dia, kalau pun ada yang memiliki tanaman cabai namun hasilnya tidak baik, karena terserang hama dan semacamnya. Sehingga inilah yang mempengaruhi produksi atau panen yang juga berpengaruh terhadap harga. Soal keuntungan juga, kata dia, mungkin beda petani beda pula cara menikmatinya.

Apalagi jika petani itu ditanam di lahan milik sendiri dan dikerjakan sendiri. Maka sudah jelas untungnya akan lebih besar. Beda hal jika petani itu menggarap di lahan dan dimodali pemilik lahan, maka pembagian untung juga berbeda, sesuai dengan kesepakatan. “Yang jelas kita petani merasa bersyukur. Apalagi bertepatan dengan tahun ajaran baru bagi anak-anak sekolah, sudah pasti bisa bermanfaat untuk hal itu,” ucapnya.

Dirinya tak menampik jika saat ini cabai merah jauh lebih mahal ketimbang cabai hijau. Namun menurutnya harga cabai hijau saat ini sudah tergolong mahal, dan itu sudah untung buat petani. “Karena kalau menunggu merah (masak) pasti lebih lama. Takut harga keburu turun dan keamanan pun akan lebih ekstra,” pungkasnya. (Cg09/CE-V/min2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: