"Harimau yang Tak Kenal Menyerah" Bikin Mata SMB IV Berkaca-kaca
"Tampilan kesenian yang bermateri sejarah seperti ini sangat bernilai, di tengah-tengah iklim pendidikan sejarah yang kurang baik saat ini," kata dosen sejarah UIN Raden Fatah ini.
Kemas Ari berharap agar pihak pemerintah dapat terus mengangkat sejarah Palembang Darusaalam, sebagai bentuk edukasi ke masyarakat dan landasan dalam membangun budaya Palembang.
"Saya melihat komitmen baik dari Kadis Kebudayaan Kota Palembang dan Kabid Kesenian terhadap budaya Palembang Darussalam,’’ ungkap Kemas Ari. Kebetulan dia mengenal kedua pejabat ini.
“Komitmen dibutuhkan dalam melestarikan sejarah dan budaya dan hari ini terlihat pembuktiannya,’’ ujar Kemas Ari.
BACA JUGA:Awas, ETLE Merekam Pelanggaran Lalin
Atas dasar itu, kata Ari, dia mengucapkan terima kasih.Sedangkan Ketua Dewan Kesenian Palembang MS Iqbal Rudianto yang akrab dipanggil Didie, memuji sendratari yang mengangkat sejarah hidup SMB II ini.
"Kami mendukung dan ingin menjadikan momentum tanggal 3 Juli ini dijadikan sebagai momentum utama perjalanan SMB II, apakah dalam bentuk seni pertunjukkan atau dalam bentuk momentum –momentum penghargaan perjalanan SMB II,” katanya.
Dia mengajak semua pihak, mengenang sejarah dan budaya Palembang Darussalam.
BACA JUGA:15 Personel Polres Empat Lawang Naik Pangkat
“Kita pelajari juga perjalanan SMB II Palembang, agar masyarakat tetap terus menjaga dan melestarikan sejarah dan budaya Palembang,” katanya.
Sementara itu pementasan "Sang Harimau yang Tak Kenal Menyerah" ini cukup baik merefleksikan kisah hidup SMB II. Sebagaimana ditulis dalam sinopsis pertunjukan, bahwa Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II merupakan Sultan Palembang Darussalam yang ke -7 yang lahir di Palembang pada 23 November 1767.
Ketika berusia 37 tahun, tepatnya, 12 April 1804 naik tahta menggantikan ayahnya.Sejak itu, dia menjadi pemimpin Palembang Darussalam dengan gelar Sultan Mahmud Badaruddin.
Semasa berkuasa, dia menghadapi penjajah Inggris dan Belanda.Di antaranya adalah pertempuran melawan Inggeris tahun 1811, dan perang Menteng melawan Belanda pada tahun 1819 yang dimenangkan oleh Palembang.
BACA JUGA:Bangun Jaringan, Kenalkan Puskesos Pagaralam Maju
Lalu, pada pada tahun 1821, dengan segala kelicikan, politik adu domba dan tipu daya, akhirnya Belanda berhasil menguasai Palembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: pagaralampos.disway.id