Pemda Diminta Serius Kendalikan Inflasi
Foto : Sekda Sumsel pimpin rapat pengendalian inflasi secara virtual bersama kementrian,--ist
PAGARALAMPOS.COM – Kenaikan harga bahan pangan strategis seperti beras, cabai merah, dan bawang merah masih menjadi tantangan utama pengendalian inflasi di sejumlah daerah, termasuk di Sumatera Selatan. Pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri menegaskan agar pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga dan menjaga daya beli masyarakat.
Penegasan itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Komjen. Pol. Drs. Tomsi Tohir, M.Si., dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 yang diikuti oleh seluruh kepala daerah dan perwakilan provinsi secara daring kemarin, Selasa (11/11).
Tomsi menilai masih banyak daerah yang belum tuntas mengidentifikasi akar persoalan kenaikan harga pangan. Ia meminta pemerintah daerah untuk tidak hanya melakukan operasi pasar secara rutin, tetapi juga memperkuat pengawasan distribusi dan memperpendek rantai pasok kebutuhan pokok.
“Saya ingin segera dibuat rumusan dan dicari data apa penyebab yang menjadi penyumbang inflasi, jangan sampai dibiarkan sehingga tidak menyelesaikan masalah. Bagi 50 daerah yang berasnya masih naik, saya minta segera lakukan operasi pasar dan tindak lanjut nyata,” tegasnya.
BACA JUGA:Sekjen Kemendagri : Inflasi Naik 5 Persen, Pemerintah Daerah Harus Respon
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahun kalender per Oktober 2025 menunjukkan empat provinsi telah mencapai angka 3,5 persen, yaitu Sumatera Barat, Riau, Aceh, dan Sulawesi Tengah. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan III tetap terjaga di angka 5,04 persen secara tahunan (year-on-year).
Kondisi tersebut menggambarkan tantangan ganda yang dihadapi pemerintah: menjaga laju pertumbuhan ekonomi tetap positif di tengah tekanan harga bahan pangan. Di beberapa wilayah, harga beras dan cabai merah masih menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi, terutama akibat gangguan pasokan dan cuaca ekstrem yang memengaruhi produksi.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menegaskan komitmennya untuk memperkuat sinergi antarinstansi dan memperluas kerja sama lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, H. Edward Candra, menyebutkan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan harga di pasar dan memperkuat koordinasi dengan kabupaten/kota.
BACA JUGA:Inflasi Sumsel Naik 0,27 Persen pada September, Ternyata Penyebab Ini
BACA JUGA:Melacak Kenaikan Harga: Membongkar Mitos dan Fakta tentang Inflasi
“Pemprov Sumsel berkomitmen menyusun langkah cepat dan terukur agar inflasi tetap terkendali, terutama untuk komoditas pangan utama yang berdampak langsung pada masyarakat,” ujarnya ditemui Rabu (12/11).
Langkah-langkah konkret seperti peningkatan stok bahan pangan, penguatan kerja sama antar daerah penghasil, serta optimalisasi peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) diharapkan mampu menjaga kestabilan harga menjelang akhir tahun dan menghadapi musim libur Natal dan Tahun Baru.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
