Pemkot PGA

Inflasi Sumsel Naik 0,27 Persen pada September, Ternyata Penyebab Ini

Inflasi Sumsel Naik 0,27 Persen pada September, Ternyata Penyebab Ini

Foto : Kepala BPS Sumsel M Wahyu.--Ist

PAGARALAMPOS.COM - Tekanan harga pangan kembali memengaruhi stabilitas ekonomi Sumatera Selatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang September 2025, inflasi bulanan (month to month/mtm) di provinsi ini mencapai 0,27 persen, setelah sebelumnya sempat mengalami deflasi pada Agustus.

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menjelaskan bahwa tren inflasi pada September menunjukkan adanya kenaikan permintaan dan harga sejumlah komoditas pangan bergejolak atau volatile food.

Kondisi tersebut menjadi faktor utama pendorong inflasi di daerah ini.

Angka inflasi di Sumsel masih sejalan dengan inflasi nasional yang pada September tercatat sebesar 0,21 persen.

BACA JUGA:Jaga Stabilitas Inflasi, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

BACA JUGA:Kendalikan Inflasi, 7.962 Warga di Pagar Alam Terima Bantuan Beras

"Namun, tetap perlu upaya pengendalian agar target inflasi tahunan 2,5 persen plus minus satu tidak terlampaui,” ungkap Wahyu.

Berdasarkan catatan BPS, beberapa komoditas yang memberi sumbangan terbesar terhadap inflasi di antaranya cabai merah, emas perhiasan, daging ayam ras, sigaret kretek mesin, serta ayam hidup.

"Kenaikan harga-harga ini cukup berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga," katanya.

Wahyu menambahkan, faktor cuaca ekstrem turut memperparah kondisi harga pangan di pasar.

Gangguan produksi hingga hambatan distribusi menjadi penyebab harga sejumlah bahan pokok berfluktuasi cukup tajam pada periode ini.

Jika dilihat dari kelompok pengeluaran, tekanan inflasi tertinggi berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,14 persen.

BACA JUGA:Jaga Stabilitas Harga Bapok, Pemkot Rakor Pengendalian Inflasi

BACA JUGA:Waspada! Inflasi Bisa Menguras Tabungan Anda, Ini Cara Bank Sentral Mengatasinya!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait