Tari Saman diyakini diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama dan seniman dari Tanoh Gayo. Beliau menggunakan tarian ini sebagai media dakwah, dengan mengembangkan permainan tradisional Gayo bernama Tepuk Abe. Syekh Saman mengganti beberapa unsur permainan tersebut dengan syair berisi pujian kepada Allah SWT dan pesan-pesan keislaman.
Seiring perkembangan budaya, syair dalam Tari Saman turut diperkaya dengan pesan perjuangan dan ajaran moral. Dari sinilah tarian ini menjadi bagian penting dalam tradisi masyarakat Gayo. Pada masa awal, Tari Saman hanya dimainkan oleh laki-laki dengan jumlah penari yang terbatas. Kini, perempuan juga sudah banyak yang terlibat dalam pertunjukan Tari Saman, terutama dalam konteks modern.
Keunikan Tari Saman
Tari Saman memiliki sejumlah keistimewaan yang membuatnya digemari hingga ke tingkat internasional. Sebelum pertunjukan dimulai, seorang tokoh adat biasanya memberikan mokadimah atau keketer—sambutan yang berisi pesan bagi pemain dan penonton.
BACA JUGA:Lebih Sehat dari Garam Biasa? Ini Manfaat Garam Himalaya yang Perlu Anda Tahu
Yang paling khas dari tarian ini adalah tidak digunakannya alat musik apa pun. Irama sepenuhnya dibangun melalui suara para penari yang menyanyikan syair berbahasa Gayo, diiringi tepukan tangan, tepukan dada, dan hentakan pada paha. Semua ritme ini berpadu menciptakan harmoni gerakan yang sangat khas.
Dalam pertunjukan, terdapat seorang pemimpin bernama syekh yang bertugas mengatur tempo, memberikan aba-aba, dan menjaga kekompakan seluruh penari. Formasi Tari Saman juga terdiri dari beberapa posisi seperti penangkat, pengapit, penyepit, dan penopang—masing-masing berperan penting dalam menciptakan keselarasan gerakan.
Itulah ulasan mengenai Tari Saman, salah satu kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai. Semoga penjelasan ini menambah wawasan dan mendorong kita semua untuk terus menjaga serta melestarikan warisan budaya bangsa.