Tari Saman: Jejak Sejarah, Nilai Budaya, dan Keindahan Gerak Serempak yang Memukau Dunia

Selasa 25-11-2025,14:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

BACA JUGA:Museum Wayang Kota Tua: Pintu Gerbang Memahami Seni dan Sejarah Pewayangan Indonesia

Tarian ini merupakan pengembangan dari permainan tradisional masyarakat Gayo bernama Tepuk Abe. Syekh Saman memasukkan syair berisi pujian kepada Allah SWT ke dalam gerakan permainan tersebut. Dalam perkembangannya, tarian ini juga diperkaya dengan syair yang berisi semangat perjuangan.

Dari sinilah Tari Saman berkembang menjadi tradisi budaya turun-temurun yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat Gayo.

Awalnya hanya dimainkan oleh laki-laki dan jumlah penarinya tidak banyak. Namun seiring perkembangan zaman, penari perempuan pun mulai ikut terlibat.

Keunikan Tari Saman

Popularitas Tari Saman hingga tingkat internasional tidak lepas dari keunikannya. Sebelum pertunjukan dimulai, biasanya seorang tokoh masyarakat akan memberikan mukadimah atau keketar—sambutan berisi pesan untuk pemain dan penonton.

BACA JUGA:Mengenang Palagan Ambarawa: Kisah Heroik dan Sejarah Perlawanan Bangsa terhadap Sekutu

Menariknya, tarian ini tidak menggunakan alat musik sama sekali. Ritme dan suasananya dibangun melalui suara para penari yang menyanyikan syair dalam bahasa Gayo, serta bunyi tepukan tangan, tepukan dada, dan hentakan pada paha.

Dalam pertunjukan, ada seorang pemimpin yang disebut syekh, yang bertugas mengatur tempo, menjaga kekompakan, dan memastikan keseluruhan gerakan tetap harmonis.

Tarian ini memiliki empat susunan pemain: penangkat, pengapit, penyepit, dan penopang—masing-masing memiliki peran penting dalam menyatukan formasi gerak.

Itulah penjelasan lengkap mengenai Tari Saman, salah satu kebanggaan budaya Indonesia yang sudah mendunia. Semoga tulisan ini menambah wawasan dan semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian daerah. Mari terus menjaga dan melestarikannya bersama-sama!

Kategori :