Ia memilih mengasingkan diri di puncak gunung dan membangun kerajaan bersama para pengikutnya.
Sampai sekarang, pendaki yang mencapai kawasan Cadas Panggung atau Kota Rengganis sering menemukan sisa-sisa bebatuan yang diyakini sebagai bekas bangunan istana sang putri.
Masyarakat sekitar percaya bahwa hingga kini, arwah Dewi Rengganis masih menjaga kawasan Argopuro.
Pendaki kerap melaporkan pengalaman aneh, seperti mendengar suara gamelan dari kejauhan, mencium wangi bunga, atau melihat bayangan wanita berbusana putih di antara kabut.
BACA JUGA:Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu: Saksi Bisu Perjuangan dan Cinta Sang Proklamator!
Meskipun terdengar mistis, kisah ini justru menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta petualangan dan sejarah.
Jalur Pendakian dan Peninggalan Sejarah
Gunung Argopuro memiliki jalur pendakian terpanjang di Pulau Jawa, dengan lintasan sejauh 40–50 kilometer yang menghubungkan Desa Baderan di Situbondo hingga Desa Bremi di Probolinggo.
Sepanjang jalur ini, pendaki akan melewati berbagai titik bersejarah, seperti Danau Taman Hidup, Cikasur, dan Cisentor.
Cikasur, misalnya, merupakan kawasan dataran luas di tengah jalur pendakian yang dahulu diduga sebagai landasan pesawat pada masa penjajahan Belanda.
BACA JUGA:Mengenal Suku Dawan: Jejak Sejarah, Asal Usul, dan Tradisi Unik Masyarakat Timor
Sementara itu, Danau Taman Hidup sering dianggap sebagai tempat suci yang tidak boleh dicemari karena dipercaya sebagai tempat bersemayamnya makhluk halus penjaga gunung.
Selain nilai sejarahnya, Argopuro juga memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Hutan di sekitarnya menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna khas pegunungan Jawa Timur, termasuk kijang, elang Jawa, dan beragam jenis anggrek liar yang tumbuh alami di lereng-lerengnya.
Makna Budaya dan Spiritual
BACA JUGA:Resep Martabak Telur Isi Ayam: Lezat, Gurih, dan Mudah Dibuat di Rumah!