Di beberapa desa tua masih berlaku aturan unik tentang tanah.
Tanah dianggap milik bersama sehingga tidak boleh dijual sembarangan.
Warga hanya bisa mengelola dan meneruskan kepada generasi berikutnya.
Aturan ini menjaga agar desa tetap lestari dan tidak terpecah belah.
BACA JUGA:Sejarah Tari Pendet: Dari Persembahan Sakral di Pura hingga Menjadi Ikon Budaya Bali!
Selain itu arsitektur rumah di desa tua punya ciri khas tersendiri.
Bahan bangunan seringkali berasal dari alam sekitar desa itu.
Kayu batu dan bambu jadi elemen utama dalam setiap rumah warga.
Hasilnya rumah terlihat sederhana namun kuat menghadapi waktu.
BACA JUGA:Sejarah Tari Barong: Simbol Pertarungan Abadi Antara Kebaikan dan Kejahatan dalam Budaya Bali!
Kehidupan sehari hari di desa tua juga sarat nilai kebersamaan.
Gotong royong masih menjadi bagian penting dalam keseharian warga.
Mereka saling membantu dalam membangun rumah atau mengolah lahan.
Rasa solidaritas membuat ikatan antarwarga terasa sangat kuat.
Meski demikian modernisasi perlahan mulai masuk ke desa tua.