Ritual ini biasanya dilakukan dengan membersihkan area sekitar curug dan meletakkan bunga atau sesaji di titik-titik tertentu.
Tradisi ini menunjukkan bagaimana manusia dan alam saling menghormati, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Cerita rakyat setempat pun menambahkan nilai sejarah yang menarik. Konon, dahulu terdapat seorang petapa yang menetap di dekat curug dan dikenal memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit.
Orang-orang dari berbagai desa datang untuk mendapatkan berkah dan nasihat dari sang petapa. Meskipun sosok ini telah lama tiada, legenda tersebut tetap hidup dan menjadi bagian dari identitas Curug Mandalawangi.
BACA JUGA:Sejarah Suku Gayo: Asal-Usul, Budaya, dan Peranannya dalam Identitas Aceh!
Pelestarian Alam dan Masa Depan Curug Mandalawangi
Seiring meningkatnya jumlah wisatawan, tantangan terbesar bagi Curug Mandalawangi adalah menjaga kelestarian alamnya.
Sampah, erosi jalur trekking, dan gangguan terhadap flora dan fauna menjadi isu penting.
Berbagai komunitas pecinta alam dan pemerintah daerah aktif mengadakan program bersih-bersih, edukasi lingkungan, dan pelatihan bagi pemandu lokal.
BACA JUGA:Kenikmatan Getuk Singkong: Resep Tradisional yang Selalu Dicintai
Tujuannya adalah agar keindahan dan nilai sejarah curug ini tetap lestari untuk generasi mendatang.
Curug Mandalawangi bukan sekadar air terjun indah, melainkan simbol hubungan harmonis antara manusia, alam, dan sejarah lokal.
Dengan memadukan keindahan alam, cerita legenda, dan tradisi kearifan lokal, curug ini terus menjadi destinasi yang memikat hati dan menenangkan jiwa setiap pengunjung yang datang.