Isu Lingkungan dan Keseimbangan Pembangunan
Di tengah laju pembangunan, isu lingkungan di Gunung Sindur juga mulai mencuat. Beberapa warga dan aktivis menyuarakan kekhawatiran akan alih fungsi lahan hijau dan pertanian yang semakin menyempit akibat proyek perumahan dan komersial.
“Kalau tidak ada penataan dan regulasi yang jelas, dalam 5–10 tahun ke depan, Gunung Sindur bisa jadi wilayah padat tanpa ruang terbuka hijau,” kata Dedi Suryana, pegiat lingkungan lokal.
Selain itu, persoalan sampah dan banjir lokal juga menjadi perhatian warga. Beberapa titik rawan genangan saat musim hujan karena sistem saluran air yang belum optimal.
BACA JUGA:Apa yang Sebenarnya Terjadi di Gunung Sindur? Misteri yang Belum Terungkap!
Upaya Pemerintah dan Harapan Warga
Camat Gunung Sindur, dalam beberapa kesempatan, menyatakan bahwa pihak kecamatan telah bekerja sama dengan Pemkab Bogor dan dinas terkait untuk mengembangkan wilayah ini secara berkelanjutan. Fokus utamanya adalah pembangunan yang inklusif dan berwawasan lingkungan, termasuk dengan mendorong investasi yang ramah lingkungan dan memperkuat partisipasi masyarakat.
Warga berharap agar Gunung Sindur tidak hanya menjadi “korban urbanisasi”, tapi mampu menjadi kawasan mandiri dan berdaya saing, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal, lahan produktif, dan lingkungan yang sehat.