Sejarah Tari Gandrung Banyuwangi: Asal Usul, Filosofi, dan Perkembangannya sebagai Ikon Budaya Osing!

Selasa 09-09-2025,19:10 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Namun justru dari sinilah Gandrung semakin populer karena terus hidup di tengah masyarakat.

Para penari Gandrung atau gandrung seblang menjadi figur yang dihormati, karena dianggap mampu menghadirkan suasana meriah sekaligus menjadi media komunikasi sosial.

Karakteristik Tari Gandrung

Tari Gandrung memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari tarian daerah lain.

BACA JUGA:Yuk Ikuti Perjalanan Beras Nusantara dari Sawah sampai Mendunia

Musik ini menghasilkan irama yang dinamis, membuat suasana semakin hidup. Busana penari Gandrung juga ikonik.

Mereka mengenakan kostum berwarna cerah dengan hiasan kepala khas bernama omprok, menyerupai mahkota emas. Busana tersebut menggambarkan keanggunan sekaligus semangat kegembiraan.

Penari Gandrung umumnya perempuan muda yang disebut gandrung putri.

Namun, pada masa lalu, penari Gandrung justru banyak diperankan laki-laki yang berdandan seperti perempuan, karena adanya larangan bagi perempuan untuk tampil di muka umum.

BACA JUGA:Sejarah Upacara Adat Maluku: Makna, Ragam Tradisi, dan Upaya Pelestariannya!

Salah satu bagian yang paling terkenal adalah Jejer Gandrung, yaitu tarian pembuka di mana penari memperkenalkan diri kepada penonton dengan gerakan anggun namun energik.

Fungsi Sosial dan Budaya

Selain sebagai hiburan, Tari Gandrung memiliki fungsi sosial yang sangat penting. Dalam masyarakat Banyuwangi, Gandrung sering ditampilkan pada acara pernikahan, khitanan, dan perayaan desa.

Melalui tarian ini, masyarakat bisa berkumpul, berinteraksi, dan memperkuat ikatan sosial.

BACA JUGA:Dari Maluku ke Eropa, Yuk Ikuti Jejak Jalur Rempah yang Bikin Dunia Terguncang

Lebih dari itu, Tari Gandrung juga menjadi simbol identitas masyarakat Osing. Tarian ini menggambarkan semangat, kegigihan, dan keterbukaan masyarakat Banyuwangi terhadap budaya luar tanpa kehilangan jati diri.

Kategori :