Salah satu upacara terkenal Suku Abui adalah Lego-Lego, sebuah tarian melingkar yang diiringi nyanyian dan lantunan syair adat.
Tarian ini biasanya digelar untuk merayakan panen, menyambut tamu, atau memperingati peristiwa penting.
Melalui tarian ini, masyarakat mengekspresikan rasa syukur, persatuan, dan identitas budaya mereka.
Hubungan dengan Dunia Luar
BACA JUGA:Tari Reog Ponorogo: Kisah dan Makna Mendalam dari Tradisi Budaya Jawa Timur
Kontak Suku Abui dengan dunia luar mulai intens pada masa kolonial Belanda.
Pembangunan pos-pos pemerintahan, penyebaran agama Kristen, dan pembukaan jalur perdagangan mulai memengaruhi gaya hidup mereka.
Namun, masyarakat Abui cukup selektif dalam menerima pengaruh luar, menjaga agar perubahan tidak menghilangkan akar budaya mereka.
Di era modern, banyak anggota Suku Abui yang merantau untuk mencari pendidikan dan pekerjaan.
BACA JUGA:Tari Reog Ponorogo: Kisah dan Makna Mendalam dari Tradisi Budaya Jawa Timur
Meski demikian, ikatan mereka dengan kampung halaman tetap kuat.
Setiap ada acara adat besar, para perantau akan kembali untuk berpartisipasi, menunjukkan betapa kuatnya hubungan emosional mereka terhadap tanah leluhur.
Pelestarian Budaya
Saat ini, tantangan terbesar bagi Suku Abui adalah mempertahankan bahasa, adat, dan tradisi di tengah arus globalisasi.
BACA JUGA:Tari Reog Ponorogo: Kisah dan Makna Mendalam dari Tradisi Budaya Jawa Timur
Pemerintah daerah bersama lembaga budaya lokal berupaya mendukung pelestarian warisan mereka.