Meskipun berhasil mengejutkan pihak kolonial, keterbatasan senjata dan kekuatan militer lawan yang lebih unggul akhirnya membuat pemberontakan ini dapat dipadamkan.
Banyak korban jiwa berjatuhan, termasuk ulama dan tokoh masyarakat, sementara para pemimpin perlawanan ditangkap dan diasingkan ke tempat-tempat seperti Boven Digoel dan Manado.
Pendirian Monumen Geger Cilegon
Untuk mengenang keberanian para pejuang, Pemerintah Daerah Banten mendirikan Monumen Geger Cilegon yang terletak di pusat Kota Cilegon.
Monumen ini bukan hanya menjadi simbol perjuangan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi generasi muda.
BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua
BACA JUGA:Sejarah dan Cerita Mistis Gunung Urug: Desa yang Terkubur Waktu
Dengan desain yang sederhana namun penuh makna, monumen menampilkan relief perjuangan dan daftar nama-nama tokoh penting dalam pemberontakan. Terdapat pula taman dan papan informasi yang menjelaskan kronologi peristiwa.
Makna dan Nilai Budaya
Monumen Geger Cilegon mencerminkan perjuangan spiritual dan sosial masyarakat Banten yang mengangkat nilai agama dan moral dalam melawan kolonialisme.
Peristiwa ini menjadi bagian penting dari identitas budaya dan spiritual Banten, di mana para ulama dihormati bukan hanya sebagai pejuang berani, tetapi juga sebagai penjaga ajaran Islam dan pembela umat.
BACA JUGA:Pemberontakan yang Hampir Menghapus Sejarah Indonesia
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
Upaya Pelestarian dan Pendidikan
Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan di Banten untuk mengenalkan nilai-nilai perjuangan Geger Cilegon.
Setiap tahun di bulan Juli, diadakan peringatan berupa seminar, ziarah, dan pertunjukan seni budaya yang menghidupkan semangat perlawanan rakyat Banten.