Misteri Rawa Pening: Legenda Baru Klinthing dan Kutukan yang Mengubah Desa Jadi Danau

Sabtu 26-07-2025,17:54 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Perjalanannya membawanya ke seorang bangsawan dari Mataram bernama Kyai Agung, yang ternyata adalah ayahnya.

Namun, baik sang ayah maupun penduduk desa menolak mengakui keberadaannya karena wujudnya yang aneh.

Ujian Kesombongan dan Balasan Tak Terduga

Pada suatu saat, saat warga desa tengah mengadakan perayaan panen, Baru Klinthing mendatangi mereka dan meminta makanan.

Namun, permintaannya ditolak dan bahkan ia dihina. Hanya seorang nenek bernama Nyai Gede yang menunjukkan rasa belas kasih dan memberinya makan.

BACA JUGA:Sejarah Candi Bumi Ayu: Jejak Hindu di Tanah Sumatera Selatan!

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Candi Arjuna: Warisan Hindu Tertua di Dataran Tinggi Dieng!

Sebagai bentuk terima kasih, Baru Klinthing memperingatkan Nyai Gede untuk membuat perahu dari lesung dan naik ke tempat tinggi setelah mendengar suara gemuruh.

Setelah itu, ia menancapkan sebatang lidi ke tanah dan menantang warga untuk mencabutnya.

Tidak ada yang berhasil, dan ketika ia sendiri mencabutnya, air menyembur keluar dan menenggelamkan seluruh desa—membentuk danau yang kini dikenal sebagai Rawa Pening.

Pesan Moral dalam Legenda

Cerita Baru Klinthing menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya kerendahan hati, empati, dan tidak menilai seseorang dari penampilan luar.

BACA JUGA:Sejarah Bukit Tektok di Malang Raya: Dari Pos Pengintaian Pejuang Hingga Destinasi Wisata Alam dan Spiritualit

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Candi Bubrah: Warisan Buddha yang Terselip di Balik Keindahan Prambanan

Tokoh Baru Klinthing merepresentasikan kekuatan yang tersembunyi dalam kebaikan, sementara warga desa melambangkan kesombongan yang membawa kehancuran.

Legenda ini juga mencerminkan filosofi Jawa tentang karma: setiap perbuatan akan kembali pada pelakunya.

Kategori :