Mengenal Sejarah Candi Dadi Tulungagung: Jejak Majapahit di Puncak Pegunungan Wajak!

Rabu 02-07-2025,07:23 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

BACA JUGA:Menyelami Sejarah Danau Laut Tawar: Pesona Alam dan Warisan Budaya Aceh Tengah

Struktur candinya berbentuk segi empat, dengan tinggi sekitar 14 meter dan tanpa relief atau ukiran rumit pada permukaannya.

Keunikan lainnya adalah tidak adanya arca atau patung di sekitar bangunan, yang biasanya menjadi ciri khas candi-candi Hindu atau Buddha.

Hal ini memunculkan berbagai dugaan di kalangan arkeolog. Salah satunya adalah bahwa Candi Dadi bukanlah tempat ibadah utama.

Melainkan mungkin difungsikan sebagai tempat pemujaan pribadi, tempat meditasi, atau bangunan simbolis untuk memperingati tokoh tertentu.

Namun, karena minimnya data tertulis atau artefak, fungsi asli candi ini hingga kini masih menjadi misteri.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Telomoyo: Antara Warisan Alam dan Budaya!

Jejak Sejarah dan Kemungkinan Keterkaitan

Beberapa peneliti menduga bahwa Candi Dadi dibangun pada masa Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-14 hingga ke-15 Masehi.

Dugaan ini didasarkan pada bentuk dan gaya bangunan yang khas Majapahitan, serta lokasi geografisnya yang tidak jauh dari wilayah kekuasaan kerajaan tersebut.

Ada pula pendapat yang mengaitkan keberadaan Candi Dadi dengan kawasan ritual dan pemujaan spiritual di masa lampau.

Karena letaknya yang tinggi dan terpisah dari permukiman, candi ini diperkirakan digunakan oleh para pertapa atau brahmana untuk bertapa dan melakukan upacara keagamaan.

BACA JUGA:Menelusuri Keindahan Telaga Bedakah: Surga Tersembunyi di Wonosobo yang Wajib Dikunjungi

Candi dan Tradisi Lokal

Candi Dadi tidak hanya menarik dari sisi arsitektur dan sejarahnya, tetapi juga dari sisi budaya masyarakat sekitar.

Beberapa warga masih menganggap tempat ini sakral. Ada yang datang untuk berziarah, melakukan meditasi, bahkan ngalap berkah.

Kategori :