BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Danau Sikunir: Permata Tersembunyi di Kaki Gunung Dieng!
Di samping nilai ilmiahnya, kawasan ini juga menarik perhatian para peneliti karena mengandung berbagai fosil laut dan struktur batuan unik seperti puncak gunung bertingkat, tebing-tebing curam, serta gua-gua yang tersembunyi.
Kisah Legenda dan Mitos Lokal
Seiring berjalannya waktu, masyarakat sekitar pun membalut gunung ini dengan kisah-kisah legenda yang diwariskan secara turun-temurun.
Salah satu cerita yang cukup terkenal adalah tentang asal-usul nama “Nglanggeran”.
Konon, dahulu ada seorang empu (pandai besi) yang mengajarkan ilmu kepada para muridnya. Namun, para murid itu kemudian membangkang dan membuat marah sang empu.
BACA JUGA:Mengenali Sejarah Danau Kembar: Jejak Alam dan Legenda dari Ranah Minang!
Ia pun mengutuk mereka menjadi batu, yang diyakini kini menjelma menjadi formasi batu besar di kawasan gunung.
Nama “Nglanggeran” sendiri diyakini berasal dari kata “nglanggar”, yang berarti melanggar atau membangkang. Cerita ini menjadi semacam simbol bagi masyarakat sekitar untuk menghormati aturan dan tradisi.
Peran Budaya dan Kearifan Lokal
Gunung Nglanggeran tidak hanya menjadi situs geologis dan wisata alam, tapi juga bagian dari kehidupan sosial dan spiritual masyarakat lokal.
BACA JUGA:7 Makanan Khas Kalimantan Selatan Wajib Dicoba, Bikin Ngiler!
Terdapat kepercayaan bahwa tidak semua orang boleh naik ke puncak gunung sembarangan, apalagi pada malam hari.
Hal ini didasari oleh keyakinan akan adanya “penunggu” atau roh yang menjaga kawasan tersebut. Tradisi lokal ini membentuk batas antara manusia dan alam, serta menumbuhkan rasa hormat terhadap lingkungan.
Selain itu, masyarakat Desa Nglanggeran juga telah berhasil mengembangkan wisata berbasis komunitas (community-based tourism) dengan menjaga keseimbangan antara ekowisata dan konservasi.
Desa wisata ini bahkan telah meraih berbagai penghargaan nasional maupun internasional karena keberhasilannya dalam mengelola pariwisata yang berkelanjutan.