Upacara Peusijuek: Tradisi Sakral Aceh yang Menyejukkan Jiwa dan Menguatkan Ikatan Sosial

Minggu 22-06-2025,20:57 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Beberapa bahan utama yang dipakai dalam upacara ini memiliki makna simbolis, seperti:

BACA JUGA:Kerak Telor. Makanan Betawi Paling Terkenal Kesukaan Bangsawan Belanda? Ini Sejarahnya!

BACA JUGA:Lurah Burung Dinang Ajak Warga Berkolaborasi Jaga Kebersihan

Daun Teumurui (daun pandan wangi): Melambangkan harapan hidup yang harum dan penuh makna.

Padi: Simbol kemakmuran dan kesejahteraan.

Air Tepung Tawar: Menandakan kesucian dan penyejukan, serta sebagai pembersih dari hal-hal negatif.

Bunga Rampai: Melambangkan keindahan dan keharmonisan hidup.

Suasana prosesi berlangsung khidmat namun penuh keakraban.

Nilai Sosial dan Keagamaan

Peusijuek mengandung nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, di mana tradisi ini melibatkan partisipasi keluarga besar dan komunitas, mempererat ikatan sosial.

Doa yang dipanjatkan bukan hanya untuk individu tetapi juga secara kolektif dari seluruh komunitas, menegaskan spiritualitas bersama.

BACA JUGA:Sejarah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali: Dari Lapangan Terbang Sederhana Menjadi Gerbang Wisata!

BACA JUGA:Sejarah Bandara Soekarno-Hatta: Dari Lahan Cengkareng Menuju Gerbang Udara Internasional Indonesia!

Selain itu, Peusijuek mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia lahir dan batin, antara usaha manusia dan kehendak Tuhan, yang menjadi alasan kuat pelestarian tradisi ini meskipun zaman terus berubah.

Pelestarian di Era Modern

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang mengancam banyak budaya lokal, Peusijuek tetap bertahan sebagai salah satu identitas budaya khas Aceh.

Kategori :