Rumah Adat Osing Banyuwangi: Simbol Kearifan Lokal dalam Fungsi Sosial dan Kehidupan Masyaraka

Minggu 22-06-2025,00:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Contohnya, jika orang tua meninggal pada hari Senin, rumah akan menghadap ke barat; jika pada hari Selasa, rumah diarahkan ke timur.

Tradisi ini mencerminkan penghormatan mendalam terhadap leluhur dan nilai-nilai spiritual yang dijunjung tinggi masyarakat Osing.

Karakteristik Arsitektur Rumah Osing

Rumah adat Osing dikenal dengan sebutan Joglo Osing, yang memiliki atap limasan dengan bagian tengah lebih tinggi dibanding sisi lainnya.

BACA JUGA:Sejarah Bandara Soekarno-Hatta: Dari Lahan Cengkareng Menuju Gerbang Udara Internasional Indonesia!

BACA JUGA:Sejarah Suku Baduy: Penjaga Tradisi Leluhur di Tengah Arus Modernisasi!

Bentuk atap ini melambangkan keseimbangan antara manusia dan alam semesta.

Dari segi desain, rumah Osing dipengaruhi oleh budaya Bali dan Madura, yang membuatnya berbeda dengan rumah adat Jawa lainnya.

Teknik sambungan kayu tanpa paku menonjolkan keindahan sekaligus kekuatan konstruksi sebagai bentuk penghormatan terhadap alam.

Selain itu, ventilasi yang baik di setiap sisi rumah menunjukkan perhatian masyarakat Osing terhadap kenyamanan dan kesehatan penghuni.

Ruang utama rumah biasanya digunakan sebagai ruang pertemuan keluarga dan tempat menerima tamu, sementara kamar tidur terletak di sisi-sisi bangunan.

Fungsi Sosial dan Budaya Rumah Adat Osing

Selain sebagai tempat tinggal, rumah adat Osing memiliki peran penting dalam aspek sosial dan budaya masyarakatnya.

BACA JUGA:Sejarah Suku Osing: Menelusuri Jejak Budaya Leluhur di Ujung Timur Jawa!

BACA JUGA:Sejarah Suku Moronene: Warisan Leluhur yang Bertahan di Tengah Arus Modernisasi!

Rumah-rumah ini menjadi tempat berlangsungnya berbagai upacara adat, seperti pernikahan dan ritual tradisional, serta simbol status sosial penghuninya.

Kategori :