Mengenal Rumah Krong Bade: Ikon Tradisional Aceh yang Penuh Makna Filosofis

Sabtu 21-06-2025,07:56 WIB
Reporter : Elis
Editor : Almi

Tungai (Ruang Tengah): Area utama keluarga yang dipakai sebagai kamar tidur, penyimpanan barang, dan ruang kegiatan keluarga.

Seuramoe Likot (Serambi Belakang): Tempat aktivitas domestik seperti dapur, mencuci, dan ruang kegiatan perempuan.

Rumah ini juga dihiasi dengan ukiran tradisional yang menggambarkan simbol alam, seperti bunga, sulur tanaman, dan binatang, yang melambangkan filosofi hidup masyarakat Aceh serta nilai-nilai keagamaan yang mendalam.

Filosofi dan Nilai Budaya

Rumah Krong Bade mencerminkan nilai religiusitas, gotong royong, dan tatanan sosial yang teratur dalam masyarakat Aceh.

BACA JUGA:Kerak Telor. Makanan Betawi Paling Terkenal Kesukaan Bangsawan Belanda? Ini Sejarahnya!

BACA JUGA:Lurah Burung Dinang Ajak Warga Berkolaborasi Jaga Kebersihan

Material bangunan umumnya menggunakan kayu berkualitas seperti ulin dan meranti, tidak hanya karena kekuatannya tetapi juga karena makna simbolisnya.

Pembangunan rumah dilakukan secara gotong royong, melibatkan komunitas dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan.

Peran dan Fungsi di Masa Kini

Walau kini tidak lagi banyak digunakan sebagai tempat tinggal sehari-hari, Rumah Krong Bade tetap dilestarikan sebagai simbol budaya Aceh.

Banyak rumah yang dijadikan bagian dari museum, tempat penyambutan tamu resmi, atau dekorasi dalam acara adat dan budaya.

Di berbagai pameran budaya, baik nasional maupun internasional, replika Rumah Krong Bade sering dipamerkan sebagai identitas dan kebanggaan Aceh.

Simbol Keberlanjutan Budaya

BACA JUGA:Sejarah Bandara Soekarno-Hatta: Dari Lahan Cengkareng Menuju Gerbang Udara Internasional Indonesia!

BACA JUGA:Sejarah Suku Baduy: Penjaga Tradisi Leluhur di Tengah Arus Modernisasi!

Kategori :