Banyak penduduk Madura yang bekerja di tambak garam, perkebunan, atau dipekerjakan di berbagai proyek di luar pulau.
Pada periode ini juga, sebagian masyarakat Madura mulai mendapatkan akses pendidikan formal meskipun belum merata.
Semangat merantau masyarakat Madura semakin berkembang pesat sejak masa kolonial. Banyak yang menjadi pedagang, petani, dan pekerja informal di berbagai daerah di Indonesia.
Karakteristik dan Budaya
Orang Madura dikenal memiliki sifat jujur, berani, dan solidaritas yang tinggi. Keberanian dan keteguhan hati menjadi ciri khas yang sering dikaitkan dengan mereka.
Selain bahasa Madura yang unik, budaya mereka terlihat dalam kesenian seperti karapan sapi, sapi sonok, ronjengan, dan macapat.
Beberapa tradisi, seperti karapan sapi, pernah mendapat kritik karena dianggap kurang ramah terhadap hewan, namun tradisi tersebut kini sudah mengalami penyesuaian agar tetap bisa dilestarikan dengan cara yang lebih manusiawi.
BACA JUGA:Sejarah Suku Baduy: Penjaga Tradisi Leluhur di Tengah Arus Modernisasi!
BACA JUGA:Sejarah Suku Osing: Menelusuri Jejak Budaya Leluhur di Ujung Timur Jawa!
Perantauan dan Penyebaran
Fenomena migrasi besar-besaran menjadi ciri khas masyarakat Madura. Mereka biasanya bekerja di sektor informal dan ada juga yang sukses membangun usaha atau menjadi tokoh penting di daerah perantauan.
Komunitas Madura yang cukup besar dapat ditemukan di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatra Selatan, dan wilayah Jabodetabek.
Di beberapa tempat, mereka bahkan menjadi kelompok etnis terbesar kedua.
Sayangnya, perbedaan budaya sempat menyebabkan beberapa konflik sosial, seperti yang terjadi di Sambas pada akhir 1990-an.
BACA JUGA:Sejarah Bandara Soekarno-Hatta: Dari Lahan Cengkareng Menuju Gerbang Udara Internasional Indonesia!