Menariknya lagi, potongan ini juga mulai merambah dunia pria, khususnya mereka yang ingin tampil artsy atau bohemian.
Versi shag maskulin menekankan pada layer yang lebih panjang di bagian atas dan sisi, memberi kesan kasual namun tetap tertata.
Dalam konteks genderless fashion yang terus berkembang, gaya rambut seperti ini menjadi simbol bahwa tren tidak lagi mengenal batasan.
Baik laki-laki maupun perempuan, semua bisa tampil percaya diri dengan gaya yang sesuai karakter dan pilihan personal mereka.
BACA JUGA:Taper Fade dengan Tekstur di Atas: Kombinasi Simpel tapi Efektif untuk Tampilan Rapi
Dari sisi praktis, shag layer adalah potongan yang mampu menyamarkan ketidaksempurnaan seperti rambut tipis atau wajah bundar.
Potongan layernya mampu menciptakan ilusi volume dan kontur wajah yang lebih tegas.
Maka tak heran jika banyak hairstylist profesional mulai merekomendasikan potongan ini bagi klien yang ingin perubahan, tapi tanpa risiko terlalu ekstrem.
Bahkan, shag layer juga cocok untuk rambut ikal atau keriting alami, karena menonjolkan tekstur tanpa membuatnya terlihat terlalu mengembang.
BACA JUGA:Gaya Rambut Semi-Permanen dengan Soft Perm Alternatif Bagi yang Ingin Volume Tanpa Ribet
Dengan semua keunggulan tersebut, shag layer terbukti bukan sekadar tren sesaat, melainkan gaya lintas dekade yang menemukan bentuk baru sesuai dengan perkembangan zaman.
Di era media sosial seperti sekarang, gaya rambut ini juga menjadi favorit para influencer karena tampil fotogenik dari berbagai angle.
Maka, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa shag layer adalah potongan ‘berjiwa tua’ yang berhasil menjadi muda kembali.
Ia hadir bukan hanya sebagai mode, tapi sebagai simbol ekspresi diri yang abadi.
BACA JUGA:Gaya Rambut Semi-Permanen dengan Soft Perm Alternatif Bagi yang Ingin Volume Tanpa Ribet
Jika Anda sedang mencari gaya rambut yang unik tapi tetap nyaman, bergaya tapi tetap natural—maka shag layer modern adalah jawabannya.