Sejarah Pabrik Gula Madukismo: Jejak Manis Perjuangan dan Industri di Yogyakarta!

Kamis 29-05-2025,15:03 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Selain memproduksi gula konsumsi, pabrik ini juga mengolah hasil samping berupa alkohol dan spiritus melalui unit produksi alkohol yang dibangun kemudian.

BACA JUGA:Sejarah Rumah Gadang Tan Malaka: Warisan Budaya dan Jejak Seorang Tokoh Bangsa!

Pabrik ini menjadi pusat pengolahan hasil panen tebu dari ribuan hektare lahan pertanian di wilayah Bantul, Sleman, dan Kulon Progo.

Dengan model kerja sama antara petani dan pabrik (kemitraan plasma), PG Madukismo turut mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar.

Pada masa jayanya, terutama antara tahun 1970–1990, PG Madukismo dikenal sebagai salah satu pabrik gula paling produktif di Indonesia.

Tak hanya menjadi penggerak ekonomi lokal, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.

Teknologi dan Proses Produksi

BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Baloy: Warisan Budaya Suku Tidung di Kalimantan Utara!

Sejak awal berdirinya, PG Madukismo telah mengadopsi teknologi pengolahan gula yang cukup maju pada zamannya.

Mesin-mesin produksi yang digunakan sebagian besar diimpor dari Eropa, namun terus diperbaharui dan dirawat oleh tenaga ahli dalam negeri.

Proses produksi dimulai dari pemerasan batang tebu, pemurnian nira, hingga pengkristalan menjadi gula pasir.

Unit pengolahan alkohol di pabrik ini juga menjadi pelengkap penting.

Bahan baku berasal dari tetes tebu (molases), yang kemudian disuling menjadi etanol. Produk ini digunakan untuk keperluan industri, medis, hingga kosmetik.

Transformasi dan Tantangan Zaman

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Tari Ratoeh Jaroe: Harmoni Gerak dari Tanah Rencong!

Memasuki era modern, Pabrik Gula Madukismo menghadapi berbagai tantangan berat, mulai dari menurunnya produktivitas tebu, persaingan pasar dengan gula impor, hingga biaya operasional yang tinggi.

Kategori :