Beberapa desain juga memasukkan unsur artistik seperti ukiran dan bentuk geometris, yang mencerminkan keharmonisan antara kekuatan industri dan estetika budaya.
BACA JUGA:Sejarah Benteng Koto Gadang: Jejak Kolonial dan Perjuangan di Tanah Minangkabau!
Penempatan tugu yang strategis, biasanya di bundaran atau taman kota, membuatnya mudah terlihat dan menjadi pusat perhatian masyarakat.
Nilai Filosofis di Balik Tugu Baja
Tugu ini bukan hanya sekadar monumen fisik, tetapi juga menjadi simbol filosofi kehidupan masyarakat Cilegon.
Baja dipilih bukan hanya karena Cilegon adalah pusat produksinya, tetapi juga karena baja menggambarkan kekuatan, ketangguhan, dan ketekunan nilai-nilai yang diyakini sebagai cerminan karakter masyarakat Cilegon yang pekerja keras dan tahan uji.
Di sisi lain, struktur baja yang membutuhkan proses panjang mulai dari pemurnian bahan mentah, pencairan, pembentukan.
BACA JUGA:Menguak Sejarah Danau Melintang: Permata Air di Jantung Kalimantan Timur!
Hingga pendinginan mewakili proses kehidupan manusia yang juga penuh tantangan, pembelajaran, dan pembentukan karakter.
Tugu ini juga sering diartikan sebagai lambang transformasi, dari kota kecil yang dulunya hanya dikenal sebagai wilayah agraris, menjadi pusat industri strategis dengan peran penting dalam pembangunan nasional.
Peran Tugu Baja dalam Identitas Kota
Tugu Baja kini telah menjadi bagian dari identitas visual dan budaya Cilegon.
Banyak kegiatan publik yang menggunakan latar tugu ini sebagai simbol, mulai dari logo acara kota, kampanye promosi pariwisata, hingga materi pendidikan lokal.
BACA JUGA:Sejarah Danau Suoh: Jejak Geologi, Legenda, dan Pesona Alam dari Tanah Lampung!
Monumen ini juga menjadi tempat populer bagi masyarakat untuk berkumpul, berfoto, atau sekadar menikmati suasana kota.
Dalam beberapa kesempatan, tugu ini dihias atau diterangi lampu warna-warni saat perayaan hari besar atau peringatan hari jadi kota. Kehadiran Tugu Baja turut memperkuat kebanggaan warga terhadap daerahnya.