Dari Bastille ke Republik Saat Rakyat Prancis Menggulingkan Kekuasaan

Minggu 18-05-2025,12:58 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Gelang

Pergolakan ideologi antara kaum Girondin dan Jacobin memperlihatkan bahwa revolusi tak pernah sesederhana hitam dan putih. 

Ada yang ingin moderat, ada yang menyerukan radikalisme mutlak, semua mengatasnamakan rakyat. 

Rakyat sendiri pun terpecah, sebagian haus akan pembaruan, sebagian takut akan kekacauan. 

Namun satu hal pasti sistem monarki absolut tak lagi bisa berdiri di atas penderitaan rakyat yang mulai membaca, berpikir, dan menggugat.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Singgalang: Gunung Kembar yang Menyimpan Kisah Alam dan Legenda!

Ketika Napoleon akhirnya mengambil alih, banyak yang merasa revolusi telah gagal karena berakhir pada tirani baru. 

Namun warisan revolusi tetap tertanam dalam semangat bangsa: bahwa kekuasaan berasal dari rakyat, bukan dari Tuhan yang diklaim para raja. 

Ide republik tetap hidup, terus berkembang dalam pusaran sejarah Prancis dan dunia modern. 

Dari Paris hingga pelosok dunia, gema revolusi tetap menggema di hati mereka yang mencintai kebebasan.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Iliwerung: Antara Gejolak Alam dan Kehidupan Masyarakat Lembata!

Kebangkitan rakyat Prancis tak terjadi dalam semalam, melainkan akumulasi dari penderitaan yang dipendam selama berabad-abad. 

Kaum tani, buruh kota, hingga borjuis intelektual bersatu dalam keputusasaan yang berubah menjadi keberanian. 

Mereka menyadari bahwa perubahan tidak akan datang dari atas, melainkan harus diperjuangkan dari bawah. 

Maka jalanan Paris pun menjadi panggung utama revolusi yang membakar harapan dan dendam.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Sipandu: Jejak Alam dan Legenda di Dataran Tinggi Dieng!

Koran, pamflet, dan pidato di sudut-sudut kota menjadi alat baru dalam menggoyang kekuasaan lama. 

Kategori :