Namun roda sejarah tidak diam Dunia berubah, dan Qing tertinggal.
Memasuki abad ke-19, Tiongkok Qing berhadapan dengan badai dari barat.
Inggris membawa opium, bukan hanya sebagai barang dagangan, tapi sebagai senjata.
Perang Candu meletus, dan Kekaisaran kalah.
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Danau Kaco: Permata Biru dari Kerinci!
Setelahnya, seperti domino, satu per satu kesepakatan yang menghina ditandatangani.
Pelabuhan-pelabuhan dibuka paksa.
Hong Kong lepas Bangsa yang dulu membanggakan diri sebagai “Tengah Dunia” harus merunduk di hadapan meriam dan kapal perang asing.
Di dalam negeri, perlawanan muncul Pemberontakan Taiping meledak di selatan.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Danau Dano: Warisan Alam dan Budaya di Nusantara!
Dipimpin oleh pria yang mengaku adik Yesus, jutaan nyawa melayang.
Kekaisaran nyaris runtuh dari dalam.
Belum lagi Pemberontakan Boxer yang mencoba mengusir pengaruh asing dengan kekerasannamun malah mempermalukan Qing lebih jauh.
Semua krisis ini menunjukkan satu hal Dinasti Qing sudah menua, renta, dan tidak lagi sanggup menjawab zaman.
BACA JUGA:Menguak Sejarah Danau Lingkar: Jejak Alam dan Legenda yang Terlupakan!
Tahun 1911 menjadi titik balik Revolusi Xinhai meledak.