Anak-anak yang dipaksa bekerja, perempuan yang dijual untuk eksploitasi seksual, hingga buruh migran yang diperlakukan secara tidak manusiawi, semuanya adalah cermin dari luka lama yang belum sepenuhnya sembuh.
Memahami sejarah perbudakan bukan hanya soal mengenang masa lalu, tapi juga menyadari bahwa luka itu nyata dan masih membekas.
Ini adalah pengingat bahwa kebebasan bukan sesuatu yang datang begitu saja ia diperjuangkan, ditebus dengan air mata, darah, dan nyawa.
BACA JUGA:Kaum Muda Penentu Sejarah Fakta Mengejutkan Revolusi 1945
Dunia mungkin telah berubah, tetapi tugas kita belum selesai.
Selama masih ada ketidakadilan, eksploitasi, dan diskriminasi, kita harus terus menyuarakan kebenaran dan menolak setiap bentuk perbudakan, lama maupun baru.
Karena sejarah yang tidak dipelajari adalah sejarah yang berpotensi terulang kembali.