Douwes Dekker Si Belanda yang Menyalakan Api Nasionalisme di Timur

Rabu 07-05-2025,13:24 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Gelang

Tidak heran, pemerintah kolonial segera merasa terancam dan membubarkan partai ini, serta mengasingkan para pendirinya ke luar negeri.

Tetapi semangat yang dihidupkan oleh Douwes Dekker tidak padam begitu saja.

Selama masa pengasingannya, ia terus menulis, mengajar, dan menyebarkan semangat kemerdekaan. 

Ia menyadari bahwa pendidikan adalah cara terbaik untuk memerangi penindasan.

BACA JUGA:Viral! Mari Nikmati Keindahan Alam dan Sejarah Lembah Harau di Sumatera Barat,

Setelah kembali ke tanah air, ia mendirikan sekolah dan terus memperjuangkan gagasan persatuan nasional, terutama di kalangan pemuda dan kaum terpelajar.

Yang menarik, Douwes Dekker tidak hanya mengadopsi nasionalisme sebagai ide abstrak. 

Ia membumikan gagasan itu ke dalam tindakan nyata. 

Salah satunya adalah ketika ia secara sukarela mengganti namanya menjadi Danudirja Setiabudi, sebagai bentuk identifikasi dan kesetiaan terhadap bangsa Indonesia. 

BACA JUGA:Peperangan Terpanjang dalam Sejarah Dunia: Ada yang Bertahan Hingga 8 Abad?

Tindakan ini bukan sekadar simbolik, tetapi menjadi inspirasi bagaimana seorang yang bukan berdarah sepenuhnya pribumi bisa begitu mencintai tanah air ini.

Dari Timur Pasuruan, Surabaya, dan kota-kota lain di Jawa Timur semangat nasionalisme yang dia nyalakan menjalar ke seluruh Nusantara. 

Ia menunjukkan bahwa nasionalisme bukan milik satu kelompok etnis, tetapi adalah semangat bersama untuk merdeka, adil, dan bermartabat.

Warisan pemikirannya kini masih bisa kita rasakan. 

BACA JUGA:Mengungkap Misteri dan Sejarah Tara Emas: Artefak Berharga dari Filipina

Tak hanya dalam sejarah, tapi juga dalam semangat kebangsaan yang terus menyala di setiap generasi. Nama Danudirja Setiabudi pun kini diabadikan menjadi nama jalan utama di berbagai kota di Indonesia, sebagai pengingat bahwa dari timur pernah menyala sebuah api, dan hingga kini, nyalanya belum padam.

Kategori :