PAGARALAMPOS.COM - Dalam catatan sejarah panjang bangsa Indonesia, perjuangan melawan penjajahan Belanda tidak hanya diwarnai dengan diplomasi dan perundingan.
Darah, nyawa, dan semangat perlawanan semuanya ada di sana.
Tapi yang sering luput dari perhatian adalah satu hal sederhana namun sangat menentukan senjata.
Bukan senjata modern seperti senapan atau meriam, melainkan senjata-senjata tradisional buatan tangan rakyat yang ikut mengukir jalan menuju kemerdekaan.
BACA JUGA:Sejarah Letusan Gunung Ruang: Dari Tsunami 1871 hingga Erupsi Dahsyat 2024!
Bisa jadi, ketika kita mendengar kata "perlawanan terhadap Belanda", yang muncul di benak adalah gambar pahlawan bersenapan atau pasukan berseragam.
Tapi faktanya, sebagian besar pejuang lokal tidak punya akses ke senjata api.
Mereka bertempur dengan alat-alat yang sehari-hari biasa digunakan untuk bertani, berburu, atau bahkan memasak.
Tapi jangan remehkan kekuatannya di tangan yang tepat, senjata tradisional bisa berubah menjadi alat revolusi.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Benteng Golconda di Hyderabad: Jejak Kejayaan dan Kejatuhan!
Ambil contoh rencong, senjata khas Aceh.
Bentuknya melengkung, menyerupai pisau pendek.
Tapi rencong bukan sekadar alat tusuk. Ia adalah simbol kehormatan dan keberanian.
Dalam perang gerilya melawan tentara Belanda, para pejuang Aceh, termasuk pasukan Cut Nyak Dien dan Teuku Umar, banyak yang menggunakan rencong, Ukurannya kecil, tapi mampu menghabisi lawan dalam hitungan detik asal tahu titik yang dituju.
BACA JUGA:Terungkap! Fakta-Fakta Menarik Tentang Sejarah Mataram Kuno yang Jarang Diketahui