PAGARALAMPOS.COM - Salah satu ajaran yang tumbuh dari kekayaan tersebut adalah Saminisme, atau lebih dikenal sebagai Sedulur Sikep.
Ajaran ini menonjol melalui pendekatannya yang menolak kekerasan dalam perlawanan serta menawarkan cara pandang unik tentang hidup dan perjuangan melawan dominasi kolonial.
Saminisme dicetuskan oleh Samin Surosentiko pada tahun 1859 di Desa Klopo Duwur, Kabupaten Blora. Ia memimpin gerakan ini sebagai bentuk perlawanan damai terhadap penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Dalam pandangan ajaran ini, agama tidak dijadikan alat pemisah, melainkan sebagai pedoman untuk hidup rukun dan damai antar sesama.
BACA JUGA:Peperangan Terpanjang dalam Sejarah Dunia: Ada yang Bertahan Hingga 8 Abad?
BACA JUGA:Mengungkap Misteri dan Sejarah Tara Emas: Artefak Berharga dari Filipina
Ada lima prinsip utama dalam ajaran Samin, yang menekankan nilai-nilai kesabaran, ketulusan hati, dan penghormatan terhadap orang lain—inti dari filosofi hidup mereka.
Lebih dari sekadar reaksi atas ketidakadilan sosial, Saminisme merupakan simbol perlawanan bermartabat yang menolak penindasan dengan cara-cara damai.
Nilai-nilai luhur yang diwariskan dari ajaran ini telah memberikan inspirasi bagi sejumlah pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, hingga Partai Komunis Indonesia dalam perjuangan mereka menentang penjajahan.
Saminisme juga turut membentuk identitas nasional dengan menanamkan nilai kesederhanaan, kemandirian, dan semangat melawan ketidakadilan secara elegan dan beretika.
BACA JUGA:Kaya akan Keragaman Sejarah! Inilah 3 Bangunan Bersejarah di Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui!
BACA JUGA:Viral! Mari Nikmati Keindahan Alam dan Sejarah Lembah Harau di Sumatera Barat,
Di sisi lain, ajaran ini juga mendorong toleransi dan penghargaan atas keberagaman, menciptakan dasar kuat untuk hidup berdampingan dalam masyarakat majemuk.
Karena itulah, Saminisme bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga sumber inspirasi untuk mempertahankan semangat perlawanan damai demi terwujudnya keadilan sosial.
Sebagai salah satu warisan budaya bangsa, ajaran ini penting untuk terus dikenali, dihormati, dan dilestarikan sebagai bagian dari jati diri Indonesia.