Pendudukan Singkat, Derita Panjang Begini Gelapnya Masa Jepang di Indonesia

Minggu 04-05-2025,05:59 WIB
Reporter : Yogi
Editor : Gelang

PAGARALAMPOS.COM - Tiga setengah tahun. 

Waktunya memang jauh lebih singkat daripada tiga setengah abad penjajahan Belanda.

Namun, di mata banyak rakyat Indonesia, penjajahan Jepang terasa jauh lebih panjang dan menyakitkan. 

Bukan karena hitungan kalender, tetapi karena intensitas penderitaan yang menghujam hari demi hari.

BACA JUGA:Sejarah Yunani Kuno: Mengapa Wanita Sparta Diperbolehkan Menikahi Dua Pria? Inilah Penjelasannya!

Jepang datang ke Indonesia bukan sebagai penyelamat, meski awalnya mereka menyamar sebagai saudara tua yang hendak membebaskan Asia dari belenggu kolonial Barat. 

Mereka membakar semangat kemerdekaan dengan propaganda anti-Barat, mendirikan lembaga-lembaga seperti Putera (Pusat Tenaga Rakyat), dan menggandeng tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Hatta. 

Namun di balik senyum dan sumpah manis Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya, tersembunyi wajah asli kolonialisme penindasan, kerja paksa, dan kelaparan.

Ketika Jepang menduduki Hindia Belanda pada Maret 1942, mereka membawa ambisi besar menjadikan Indonesia sebagai sumber daya perang. 

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Poteng: Jejak Mistis dan Peran Strategis di Kalimantan Barat!

Segala sesuatu dieksploitasi. 

Beras, logam, karet, minyak bumi semua diserap ke mesin perang Kekaisaran. 

Rakyat dijadikan buruh paksa, dikenal sebagai romusha. Dipaksa bekerja membangun jalan, jembatan, dan jalur kereta api di bawah panas terik, minim makanan, dan tanpa pengobatan.

Tak terhitung jumlah mereka yang tak pernah kembali.

BACA JUGA:Sejarah Candi Kalibukbuk: Menelusuri Jejak Hindu Kuno di Bali Utara yang Terlupakan!

Kategori :