BACA JUGA:Ada Misteri Horor Apa Sebelum Terlahirnya Bioskop Empire XXI Yogyakarta? Simak Ceritanya!
Gunung Padang, misalnya, sering disebut sebagai piramida tertua di dunia oleh beberapa peneliti.
Struktur batuannya yang tersusun rapi di puncak bukit memunculkan teori bahwa tempat ini dulunya adalah pusat peradaban kuno yang sangat maju.
Namun, penelitian resmi masih berlangsung, dan misterinya belum sepenuhnya terpecahkan.
Sementara itu, di Toraja, batu-batu tegak yang disebut “simbuang” berfungsi sebagai monumen penghormatan kepada bangsawan atau tokoh penting.
Upacara pemakamannya pun sangat sakral dan penuh simbolisme. Tak heran jika lokasi-lokasi seperti ini sering menjadi tujuan wisata spiritual atau budaya.
BACA JUGA:Jerman, Italia, Jepang Bersatu! Begini Awal Mula Poros Nazi Menguasai Dunia
Antara Sains dan Kepercayaan
Perdebatan sering muncul antara kalangan ilmuwan dan masyarakat adat terkait makna sebenarnya dari batu-batu ini.
Para arkeolog biasanya melihatnya dari sisi kronologis, fungsi, dan pola sebaran budaya. Namun bagi warga lokal, batu peninggalan leluhur lebih dari sekadar artefak sejarah—ia adalah bagian hidup dari identitas mereka.
Ada pula yang mengaitkan keberadaan batu-batu ini dengan kekuatan gaib atau makhluk tak kasatmata. Beberapa warga mengaku pernah melihat penampakan atau merasakan hawa berbeda saat mendekati batu tertentu.
Hal ini menimbulkan dilema antara melestarikan situs dengan pendekatan ilmiah, atau menjaga keaslian nilai spiritualnya sesuai kepercayaan lokal.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Warisan Budaya di Museum Lampung Ruwa Jurai: Penjaga Identitas Lampung!
Warisan yang Harus Dijaga
Di tengah gempuran modernisasi, banyak situs batu peninggalan leluhur yang mulai terlupakan atau bahkan rusak. Pembangunan infrastruktur, penggalian liar, hingga pergeseran nilai budaya menjadi ancaman nyata.
Padahal, warisan ini bukan hanya milik satu komunitas, tetapi bagian dari identitas nasional yang perlu dijaga bersama.