Dukungan dari pemerintah melalui pengakuan esports sebagai cabang olahraga prestasi, serta banyaknya sponsor yang masuk, menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan pesat.
Atlet esports pun kini dihargai setara atlet konvensional, lengkap dengan pelatih, psikolog, hingga gaji profesional.
Di balik layar gemerlap game dan esports, terdapat ekosistem teknologi yang kompleks.
Pengembangan game membutuhkan kolaborasi antara desainer grafis, pemrogram, penulis naratif, hingga ahli kecerdasan buatan.
BACA JUGA:Xiaomi Support VR! Smartphone Andal Buat Pecinta Teknologi Imersif
Selain itu, teknologi streaming seperti Twitch dan YouTube Gaming berfungsi sebagai inti dari penyebaran konten olahraga secara real-time.
Teknologi blockchain dan NFT juga mulai masuk ke dalam industri game, menciptakan konsep play-to-earn di mana pemain bisa mendapatkan aset digital yang bernilai nyata.
Model ini membuka potensi ekonomi baru, terutama di negara-negara berkembang di mana game bisa menjadi sumber penghasilan.
Tentu saja, setiap kemajuan membawa tantangannya sendiri.
BACA JUGA:Teknologi eSIM, Hemat Tempat tapi Bikin Repot? Simak Plus Minusnya!
Isu-isu seperti kecanduan game, keamanandata, dan eksploitasi pekerja kreatif masih menghantui industri ini.
Namun, dengan regulasi yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, tantangan ini bisa diatasi.
Sebaliknya, peluang bisnis sangat luas.
Bukan hanya untuk pengembang dan pemain, tetapi juga bagi investor, brand, hingga sektor pendidikan yang mulai memanfaatkan game sebagai media pembelajaran interaktif.
BACA JUGA:HP Samsung Lipat, Desain Premium dan Teknologi Layar Fleksibel
Game dan esports bukan lagi sekadar tren sementara.