Sejarah dan Makna Kuburan Batu Toraja: Tradisi Unik yang Menghubungkan Dunia Manusia dan Alam Roh!

Rabu 30-04-2025,04:30 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

Semakin banyak kerbau yang dikorbankan, semakin tinggi derajat sosial si almarhum di alam roh. Setelah semua prosesi adat selesai, jenazah akan dibawa ke kuburan batu dan ditempatkan dalam liang khusus.

BACA JUGA:Pangeran Diponegoro, 5 Tahun Perlawanan yang Mengubah Sejarah Nusantara

Jenis-jenis Kuburan Batu

Terdapat beberapa jenis kuburan batu di Toraja, masing-masing mencerminkan status sosial serta tradisi keluarga:

Liang Batu

Ini adalah lubang yang dipahatkan di dinding tebing atau batu besar. Jenazah biasanya diletakkan di dalam peti kayu ukir dan disimpan dalam liang ini. Liang batu ini bisa menampung satu hingga beberapa anggota keluarga.

Lemo

BACA JUGA:Terungkap, Jejak Cina di Pesisir Utara Jawa yang Membentuk Sejarah Nusantara

Salah satu situs kuburan batu paling terkenal di Toraja, Lemo dikenal dengan deretan patung kayu kecil yang disebut tau-tau.

Tau-tau adalah representasi dari orang yang telah meninggal dan diletakkan di balkon-balkon kecil di tebing batu. Dari sini, mereka seolah-olah "mengawasi" keturunan mereka di dunia.

Erong

Berbeda dengan liang batu di tebing, erong adalah peti mati berbentuk perahu yang diletakkan di gua-gua alami. Biasanya digunakan oleh bangsawan tinggi, erong ini diukir dengan simbol-simbol kekuatan dan kejayaan.

Kuburan Pohon (Passiliran)

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Museum Tanah, Bogor: Menelusuri Jejak Tanah Indonesia!

Untuk bayi yang meninggal sebelum tumbuh gigi, tradisi lain yang dilakukan adalah menguburkan mereka di dalam pohon hidup. Lubang dibuat di batang pohon Tarra, dan tubuh bayi diletakkan di dalamnya.

Pohon ini kemudian "menyembuhkan" dirinya sendiri, menutup lubang perlahan-lahan, sehingga roh bayi dianggap bersatu dengan alam.

Kategori :