PAGARALAMPOS.COM - Dalam tradisi Jawa, masa kini sering kali dianggap sebagai periode penuh tantangan, yang sebelumnya telah diramalkan dalam ramalan Jayabaya.
Walaupun begitu, harapan akan kemunculan Ratu Adil sebagai sosok penyelamat yang akan membawa Indonesia menuju kejayaan tetap bertahan.
Pembahasan mengenai figur Ratu Adil dan Satria Piningit terus berkembang, seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Bali, yang berupaya memperdalam pemahaman tentang kedua konsep ini.
Kepemimpinan yang Diidamkan: Keadilan dan Kepedulian
Konsep Ratu Adil mengedepankan kepemimpinan yang berlandaskan keadilan dan kepedulian terhadap rakyat.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Air Terjun Nungnung: Keindahan Tersembunyi di Bali
BACA JUGA:Sejarah Air Terjun Tibumana: Misteri, Keindahan, dan Nilai Budaya di Balik Pesonanya
Masyarakat Jawa menginginkan seorang pemimpin yang tidak hanya bijaksana dalam menegakkan keadilan, tetapi juga memiliki perhatian yang mendalam terhadap kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, meskipun Satria Piningit memiliki peran signifikan dalam ramalan tersebut, tidak selalu dianggap sebagai pemimpin yang mampu menyelesaikan persoalan sosial.
Ini menunjukkan pentingnya kualitas pemimpin yang dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Pedoman dalam Kitab Musarar: Gambaran Ratu Adil
Kitab Musarar, yang ditulis oleh Sunan Giri Prapen, memberikan pemahaman lebih jelas tentang pemerintahan ideal.
BACA JUGA:Sejarah Suku Yali: Jejak Peradaban Tersembunyi di Pegunungan Papua!
BACA JUGA:Sejarah Air Terjun Aling-Aling: Keindahan Tersembunyi di Bali Utara!
Kitab ini menyarankan bagaimana seorang pemimpin harus bertindak untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan berkeadilan.