Dengan demikian, di lokasi tersebut kini terdapat tiga makam: Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar RA, dan Umar RA.
Ketiganya dimakamkan dalam posisi berdampingan, dengan kepala Abu Bakar sejajar dengan bahu Nabi, dan kepala Umar sejajar dengan bahu Abu Bakar.
Perkembangan Kompleks Makam
Selama berabad-abad, area makam ini mengalami banyak perubahan seiring perluasan Masjid Nabawi oleh berbagai penguasa Islam, mulai dari khalifah Umayyah, Abbasiyah, hingga Ottoman dan modernisasi oleh Kerajaan Arab Saudi.
BACA JUGA:Mada’in Saleh. Sejarah Al Ula: Tempat yang Dihindari Nabi Muhammad SAW
Meskipun begitu, makam itu sendiri tetap dijaga dengan sangat hati-hati dan tidak pernah dibuka untuk umum.
Pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah, sebuah struktur dikenal sebagai "Hujrah al-Nabawiyyah" (Kamar Nabi) dibangun untuk melindungi makam.
Struktur ini kemudian ditutup rapat oleh dinding batu dan ditutupi kain-kain sutra yang bertuliskan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Untuk mencegah perbuatan syirik, seperti menyembah kuburan atau meminta-minta kepada Nabi, para ulama dan penguasa juga membatasi akses ke area makam.
BACA JUGA:Proses Penyusunan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Simak Penjelasannya!
Saat ini, makam hanya dapat dilihat dari luar melalui celah-celah pagar logam yang disebut “Muwajahah al-Sharifah” di dalam Masjid Nabawi.
Makam Nabi yang Diselimuti Misteri
Karena tingginya penghormatan, area makam Nabi Muhammad tidak pernah difoto atau diperlihatkan secara jelas kepada publik.
Hal ini menambah nuansa misteri dan sakral di seputar makam. Tidak sedikit umat Muslim yang merasa terharu dan menangis ketika berhadapan dengan area makam ini, meski hanya dari kejauhan.
Dalam sejarahnya, pernah ada upaya dari beberapa kelompok ekstrem untuk membongkar makam Nabi, seperti yang terjadi pada abad ke-13 oleh pasukan Salib dan kelompok Syiah ekstremis.
BACA JUGA:Sejarah Gunung Tambora: Letusan Dahsyat yang Mengubah Dunia!