PAGARALAMPOS.COM - Gunung Lawu yang membentang di antara Karanganyar (Jawa Tengah) dan Magetan (Jawa Timur) tak hanya memikat dengan keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan kisah spiritual dan sejarah yang mendalam.
Dalam kepercayaan masyarakat setempat, Gunung Lawu diyakini sebagai tempat pengasingan terakhir Prabu Brawijaya, raja pamungkas Kerajaan Majapahit.
Dikisahkan, sang raja memilih mengakhiri hidupnya di sana, ditemani oleh dua pengikut setianya: Sabdo Palon dan Noyo Genggong.
Hingga kini, kawasan Gunung Lawu masih dianggap angker dan suci.
Banyak peziarah yang datang untuk menghormati nilai-nilai sejarah dan spiritual yang terkandung di balik gunung ini, menjadikannya lebih dari sekadar tempat pendakian.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Gunung Sirung: Mengenal Keunikan Vulkanik Kepulauan Alor
Lahirnya Kerajaan Majapahit
Majapahit muncul sebagai kerajaan besar pada akhir abad ke-13, diprakarsai oleh Raden Wijaya, menantu dari Raja Kertanegara (penguasa terakhir Kerajaan Singasari).
Setelah berhasil meloloskan diri dari serangan Jayakatwang, Raden Wijaya membangun pusat pemerintahan di kawasan hutan Trowulan, Jawa Timur.
Nama “Majapahit” sendiri diambil dari pohon maja yang banyak ditemukan di sana—buahnya pahit dan menjadi simbol nama kerajaan.
Pada masa keemasannya, Majapahit menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara, menjadikannya pusat kekuasaan dan perdagangan terbesar di Nusantara.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Spiritual dan Sejarah Pura Giri Arjuno di Lereng Gunung Arjuno!
BACA JUGA:Sejarah Gunung Dempo Pagaralam: Keindahan Alam dan Warisan Budaya yang Tersembunyi!
Perseteruan Abadi dengan Kerajaan Sunda