Menelusuri Jejak Sejarah dan Kearifan Lokal di Desa Adat Wologai, Warisan Budaya Suku Lio di Ende, NTT!

Kamis 24-04-2025,01:30 WIB
Reporter : Lia
Editor : Almi

PAGARALAMPOS.COM - Di balik hijaunya perbukitan dan dinginnya udara pegunungan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, tersimpan sebuah desa adat yang menyimpan jejak panjang budaya dan sejarah masyarakat Flores.

Desa itu bernama Wologai, sebuah permukiman tua yang tidak hanya menjadi rumah bagi masyarakat suku Lio, tetapi juga menjadi saksi hidup atas keteguhan mereka menjaga warisan leluhur.

Awal Mula Berdirinya Wologai

Desa Adat Wologai terletak di Kecamatan Detusoko, sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Ende. Berdasarkan cerita lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi, Wologai sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

BACA JUGA:Alasan Mengapa Ibu Kandung Kartini Hanya Berstatus Selir dan Memanggil Anak-anaknya dengan 'Ndoro'

Desa ini merupakan bagian dari wilayah adat suku Lio, salah satu suku terbesar di Flores.

Menurut kepercayaan lokal, pendirian desa ini bermula dari perjalanan nenek moyang mereka yang mencari tanah yang dianggap “keramat” atau “berkah”.

Mereka akhirnya menetap di lokasi yang sekarang menjadi Wologai karena dianggap memiliki ikatan spiritual yang kuat dengan alam, terlihat dari keseimbangan antara gunung, hutan, dan mata air di sekitarnya.

Dalam budaya suku Lio, sebuah desa tidak hanya sekadar tempat tinggal, tetapi merupakan ruang suci yang menyatukan manusia dengan roh leluhur.

Oleh karena itu, pembangunan Wologai tidak dilakukan sembarangan, melainkan mengikuti aturan adat yang disebut "mosalaki"—pemimpin adat yang memiliki wewenang dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat.

BACA JUGA:Kisah Misterius Makam Pendiri Surabaya yang Ditemukan Saat Kebakaran Hebat di Tahun 1980-an

Struktur dan Tata Ruang Adat

Salah satu hal paling unik dari Wologai adalah struktur arsitektur dan tata ruang desanya.

Rumah-rumah adat di Wologai disebut sa'o ria, yaitu rumah panggung beratap ijuk dengan bentuk kerucut yang menjulang tinggi. Bangunan ini melambangkan hubungan vertikal antara manusia, alam, dan leluhur.

Bagian dalam rumah dibagi menjadi beberapa ruang dengan fungsi khusus, termasuk tempat pemujaan leluhur yang disebut keda.

Kategori :