Awalnya, masyarakat Aneuk Jamee mengandalkan pertanian dan perikanan sebagai sumber utama mata pencaharian.
Namun, seiring perkembangan zaman, banyak dari mereka yang kini berprofesi sebagai pedagang, wiraswasta, pejabat, hingga pegawai negeri.
Meski beradaptasi dengan perubahan zaman, mereka tetap menjaga nilai-nilai adat dan budaya yang diwariskan dari leluhur mereka.
Kehadiran dalam Struktur Sosial
BACA JUGA:Sejarah Raja Mataram Kuno Tinggalkan 45 Prasasti Selama Masa Pemerintahannya!
Komunitas Aneuk Jamee tidak terkonsentrasi pada satu wilayah saja, tetapi tersebar di berbagai kecamatan di Aceh Selatan dan sekitarnya.
Di Kecamatan Tapaktuan, misalnya, mereka bahkan menjadi penduduk mayoritas. Sebagian besar komunitas Aneuk Jamee di Mukim Kandang, Kecamatan Kluet Selatan, tinggal di sepanjang pesisir, sementara penduduk lainnya berasal dari suku Aceh dan Kluet.
Keunikan Budaya dan Interaksi Bahasa
Salah satu ciri menarik budaya Aneuk Jamee adalah dalam penggunaan bahasa. Di hari-hari pasar (Uroe Pekan) di Kecamatan Kluet Selatan, misalnya, masyarakat menggunakan tiga bahasa secara bersamaan: Bahasa Aceh, Jamee, dan Kluet.
BACA JUGA:Bagaimana Sejarah Perang Dunia II dan Balasan Propaganda Cabul: Gambar Saru Tentara Sekutu!
Meski masing-masing memakai bahasa ibu mereka, komunikasi tetap berjalan lancar—sebuah bukti bahwa perbedaan bahasa bukanlah hambatan dalam interaksi sosial.
Tak jauh dari lokasi ini, juga terdapat situs penting, yakni makam pahlawan Aceh, Teuku Cut Ali, yang terletak di Suak Bakong, Kecamatan Kluet Selatan. Keberadaan situs ini menambah nilai historis dan budaya di wilayah tempat tinggal suku Aneuk Jamee.
Warisan dan Identitas
Meskipun dahulu disebut sebagai "pendatang", masyarakat Aneuk Jamee kini telah melebur dalam struktur sosial Aceh dan menjadi bagian dari mozaik budaya yang memperkaya provinsi ini.
BACA JUGA:Sejarah Taman Ria Senayan: Jejak Rekreasi Ibu Kota yang Kini Tinggal Kenangan!
Identitas mereka yang kuat, kemampuan beradaptasi, dan semangat menjaga tradisi menjadikan mereka contoh harmoni dalam keragaman budaya Indonesia.