Jembatan ini menjadi pelopor karena menggabungkan menara vertikal dengan kabel yang membentang langsung ke dek jembatan, menjadikannya salah satu contoh pertama dari desain cable-stayed seperti yang kita kenal sekarang.
Evolusi Desain dan Estetika
Seiring berkembangnya teknologi komputer dan simulasi struktural, desain jembatan cable-stayed pun menjadi semakin beragam dan inovatif.
Kecanggihan teknik analisis struktur juga memungkinkan para insinyur merancang jembatan dengan bentang yang semakin panjang.
Penggunaan di Indonesia
Indonesia, dengan geografis kepulauan dan banyaknya sungai besar, juga mulai mengadopsi desain jembatan cable-stayed untuk menjawab tantangan pembangunan infrastruktur.
Meski sebagian besar struktur Suramadu merupakan jembatan girder, bagian tengahnya menggunakan sistem cable-stayed untuk mengakomodasi bentang yang panjang dan menjaga alur pelayaran di bawahnya.
Contoh lain adalah Jembatan Tengku Fisabilillah di Batam, yang juga menggunakan sistem cable-stayed dan menjadi bagian dari Jembatan Barelang yang menghubungkan pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau.
BACA JUGA:Menyelami lebih dalam Kisah Misteri dan Sejarah Hutan Rimba Jambi: Keindahan Alam yang Terlupakan!
BACA JUGA:Sejarah Sungai Barito: Peranannya dalam Kehidupan Ekonomi, Budaya, dan Sosial Kalimantan!
Masa Depan Jembatan Cable-Stayed
Kombinasi kekuatan, efisiensi biaya, kecepatan pembangunan, dan keindahan visual menjadikannya solusi yang ideal, baik untuk proyek transportasi darat, kereta api, maupun pejalan kaki.