PAGARALAMPOS.COM - Di balik megahnya Pegunungan Menoreh yang membentang di barat Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berdirilah sebuah tempat yang menyimpan kisah sejarah dan nuansa mistis yang kental: Puncak Suroloyo.
Terletak di ketinggian sekitar 1.019 meter di atas permukaan laut, Puncak Suroloyo bukan hanya menawarkan panorama alam yang menakjubkan, tetapi juga menjadi titik pertemuan antara mitos, sejarah, dan spiritualitas Jawa.
Asal-usul Nama Suroloyo
Nama “Suroloyo” dipercaya berasal dari kata “Suro” yang berarti mulia atau sakral, dan “Loyo” yang bisa diartikan sebagai melemah atau menunduk.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Sungai Sadang: Nadi Kehidupan di Tanah Sulawesi!
Secara filosofis, Suroloyo menggambarkan sikap merendah di hadapan Yang Maha Kuasa.
Tempat ini dianggap sebagai titik tertinggi di Pegunungan Menoreh, sekaligus menjadi tempat yang dianggap memiliki nilai spiritual tinggi oleh masyarakat setempat.
Legenda Raden Mas Rangsang
Dalam kisah tradisional Jawa, terdapat cerita menarik yang menghubungkan Puncak Suroloyo dengan sosok Raden Mas Rangsang, yang kelak dikenal sebagai Sultan Agung Hanyokrokusumo, raja besar dari Kesultanan Mataram Islam pada abad ke-17.
BACA JUGA:Sungai Mahakam: Sejarah dan Peranannya dalam Kehidupan Masyarakat Kalimantan Timur!
Konon, saat masih muda, Raden Mas Rangsang menjalani laku spiritual dan petualangan rohani ke berbagai tempat.
Dalam salah satu versi babad, ia mendapatkan wangsit (petunjuk gaib) untuk bertapa di Puncak Suroloyo guna memperkuat batinnya sebelum memimpin kerajaan.
Wangsit tersebut mengisyaratkan bahwa dari tempat itu, ia dapat “melihat” atau mengamati seluruh tanah Jawa secara spiritual.
Meskipun secara fisik hal itu tidak mungkin, secara simbolik ini menggambarkan peran seorang pemimpin yang harus bisa melihat dan memahami keadaan seluruh rakyatnya dari puncak kebijaksanaan.
BACA JUGA:Danau Matano: Menyelami Sejarah, Budaya, dan Keunikan Alam Terdalam di Sulawesi Selatan!