Banyak pendaki menyempatkan diri membaca puisi itu di puncak Pangrango, atau sekadar mengheningkan cipta untuk mengenang semangat perjuangan Gie.
Kawasan Strategis di Masa Lalu
Meski tidak sebanyak Gunung Gede, Gunung Pangrango dan puncak Mandalawangi juga memiliki catatan penting dalam sejarah pergerakan dan perlindungan alam.
Pada masa penjajahan Belanda, kawasan ini menjadi tempat pelarian dan perlindungan bagi warga lokal dari kejaran tentara kolonial.
BACA JUGA:Menyikapi Kisah Sejarah dan Keunikan Danau Linow: Permata Alam di Tomohon!
Hutan-hutannya yang lebat dan medannya yang sulit dijangkau membuat tempat ini ideal sebagai persembunyian.
Di era awal kemerdekaan, pegunungan di Jawa Barat, termasuk Mandalawangi, kerap menjadi basis logistik dan tempat pelatihan gerilyawan.
Walaupun tidak banyak dokumentasi resmi yang menyebut Mandalawangi secara spesifik, namun keberadaannya sebagai bagian dari bentang alam Gunung Pangrango memberikan kontribusi dalam konteks pertahanan dan strategi perang gerilya.
Keindahan Alam yang Sarat Simbol
Bagi pendaki yang mencapai puncaknya, Mandalawangi menyuguhkan lanskap yang memukau.
Hamparan awan yang seolah menjadi lautan, suara angin yang berdesir lembut, serta aroma khas hutan pegunungan yang segar, menciptakan suasana yang magis.
Tak jarang, pendaki merasakan kedamaian mendalam yang sulit digambarkan dengan kata-kata.
Flora dan fauna di kawasan ini juga sangat kaya. Edelweis, yang dijuluki bunga abadi, tumbuh subur di lereng-lerengnya, menjadi simbol cinta dan keteguhan.
BACA JUGA:Sejarah Misteri Kepulauan Natuna: Jejak Peradaban Kuno, Legenda Mistis, dan Kepentingan Geopolitik!