Sedangkan di era Islam, muncul manuskrip berbahasa Arab Melayu yang memuat tafsir, tasawuf, hingga syair dakwah.
Media dan Teknik Penulisan
Sebelum mengenal kertas secara luas, masyarakat Nusantara menulis di atas daun lontar yang dikeringkan dan dirapikan.
Penulisan dilakukan menggunakan alat tajam atau pena khusus, dengan tinta alami dari jelaga, getah pohon, atau ramuan tradisional.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Papandayan: Antara Letusan Dahsyat dan Warisan Alam!
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Lawu: Gunung Sakral di Perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur!
Di wilayah Jawa, Bali, dan Lombok, lontar menjadi media utama. Sementara di Sumatera dan Kalimantan, manuskrip juga ditemukan pada bambu dan kulit kayu.
Seiring berkembangnya perdagangan, kertas buatan tangan mulai menggantikan media alami tersebut, terutama karena pengaruh dagang dengan Arab dan Tiongkok.
Contoh Manuskrip Kuno Terkenal
Beberapa manuskrip Nusantara yang hingga kini dikenal luas antara lain:
Serat Centhini: Karya sastra agung dari Jawa yang mengulas filsafat, budaya, agama, hingga nilai-nilai kehidupan.
Lontarak: Koleksi naskah dari Bugis-Makassar yang mencatat silsilah, hukum adat, strategi perang, hingga sejarah kerajaan.
Kitab Taj al-Salatin: Manuskrip dari era Kesultanan Aceh yang membahas moralitas dan pemerintahan berbasis Islam.
BACA JUGA:Bagaimana Corak Agama yang Dianut di Kerajaan Tarumanegara? Simak Sejarah Lengkapnya!
BACA JUGA:Sejarah Raja Mataram Kuno Tinggalkan 45 Prasasti Selama Masa Pemerintahannya!
Babad Tanah Jawi: Kumpulan cerita yang mendokumentasikan sejarah raja-raja Jawa, dengan perpaduan antara fakta dan legenda.