Fort Rotterdam pula dilengkapi dengan bastion di setiap sudutnya, yang berfungsi menjadi titik pertahanan utama.
Terdapat 5 bastion yang masing-masing mempunyai posisi dan nama yang tidak sinkron, mencerminkan elemen-elemen pertahanan yang penting.
Selain itu, tembok pertahanan yang tinggi serta kokoh dibangun berasal batu padas dan bata, disusun secara simetris buat menambah kekuatan struktur.
BACA JUGA:Mengenal 6 Desa Terkenal dengan Situs Megalit: Destinasi Bersejarah yang Wajib Dikunjungi
4. Parit Pertahanan
Parit pertahanan yang mengelilingi benteng berfungsi menjadi lapisan pertahanan tambahan.
Meskipun sebagian akbar parit telah ditutup sebab adanya pembangunan di kurang lebih area, tetapi sampai saat ini masih terdapat sekitar 300 meter asal parit yang orisinil yang berada di bagian selatan benteng.
Hal ini menyampaikan ilustrasi perihal sistem pertahanan yg kompleks di masa itu.
BACA JUGA:Sejarah Suku Biak: Perbudakan Wanita di Era Kolonial Indonesia!
5. Bagian pada Benteng
Fort Rotterdam memang tidak hanya krusial secara historis namun pula artinya daya tarik wisata primer di Kota Makassar.
Beberapa bangunan pada dalam benteng masih berdiri kokoh serta terawat, menarik minat pengunjung yg ingin menyelami sejarah dan arsitektur kolonial.
Pada dalam kompleks Benteng Rotterdam, ada Museum La Galigo yg menyimpan koleksi penting tentang sejarah dan kebudayaan Makassar, termasuk era kejayaan Gowa-Tallo.
BACA JUGA:Sejarah Suku Biak: Perbudakan Wanita di Era Kolonial Indonesia!
Museum ini pula menampilkan artefak asal periode prasejarah pada Sulawesi Selatan. Selain itu, Fort Rotterdam juga memiliki nilai sejarah spesifik menjadi lokasi pengasingan Pangeran Diponegoro oleh kolonial Belanda.
Ada sebuah ruangan mungil pada pada benteng yg dulunya dipergunakan menjadi sel penjara buat Pangeran Diponegoro.