
PAGARALAMPOS.COM - Sebuah patung penyu di Alun-alun Gadobangkong, Palabuhanratu, Kab. Sukabumi, belakangan jadi perbincangan.
Pasalnya, patung pada kompleks alun-alun yang menelan biaya total 15,6 miliar rupiah itu ternyata terbuat berasal kardus dan bambu.
Sebagian warganet semula menganggap angka belasan miliar itu hanya buat pembangunan patung. tetapi hal tadi diklarifikasi oleh ketua Dinas Perumahan serta Permukiman Jawa Barat, Indra Maha.
Menurutnya, Rp 15,6 miliar ialah porto yg digunakan buat membangun semua kompleks alun-alun, termasuk pembuatan selfie deck, leuit, serta gedung makanan.
BACA JUGA:Menyelami Sejarah Kisah Peninggalan Batu Menhir, yang Menjadi Peninggalan Megalitikum!
Penyu hijau (chelonia mydas) yang juga ada di logo Kabupaten Sukabumi memang menjadi salah satu karakteristik khas daerah tadi. Penangkarannya ada pada Pantai Pangumbahan, Ujung Genteng.
Tidak sedikit yang mengamini sebuah anomali unik pada Pantai Pangumbahan. menjadi satu asal sekian puluh deret gugusan di pantai selatan, Pantai Pangumbahan menjadi satu-satunya daerah penangkaran penyu hijau.
Bukan isapan jempol belaka, Balai Penangkaran Penyu Ujung Genteng telah diakui UNESCO sebagai bagian berasal biodiversitas Ciletuh Pelabuhanratu global Geopark (CPUGGp).
Meski begitu, populasi penyu di Pantai Pangumbahan lambat laun mengalami penurunan.
BACA JUGA:Kisah Sejarah Penemuan Candi Bojongmenje: Candi ini berada Tidak Jauh dari Samsat Rancaekek!
Ulah insan, yakni perburuan buat mengambil karapaks dan plastronnya masih marak ditemui. Entah buat hiasan, atau bahkan telurnya dianggap menjadi sebagai obat penyakit akut.
Sejarah perlindungan Penyu pada Pangumbahan
Daerah ini tidak ujug-ujug menjadi lokasi pendaratan para penyu hijau di pantai selatan. Bahkan jauh pada masa kolonial, Belanda sudah mengendus chelonia mydas di sini.
Dikutip dari sukabumiupdate.com, berdasarkan Musonip, karyawan konservasi penyu dari Kampung Jaringao, Belanda telah mengetahui wilayah Pangumbahan sebagai habitat penyu hijau semenjak mereka menginjakkan kaki pada tanah Pajampangan.
BACA JUGA:Pramuka SMA Negeri 3 Pagar Alam Bagikan 378 Takjil, Bukti Kepedulian di Bulan Suci