PAGARALAMPOS.COM - Kompleks Makam Sunan Giri di Gresik, Jawa Timur, merupakan salah satu destinasi wisata religi dan bersejarah yang menarik banyak pengunjung dari berbagai daerah.
Sunan Giri, salah satu anggota Wali Songo, memiliki peran penting dalam penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa dan memberikan pengaruh besar pada perkembangan tradisi keislaman masyarakat setempat.
Sunan Giri, yang memiliki nama kecil Joko Samudro sebelum berganti nama menjadi Raden Paku, adalah putra dari Maulana Ishaq dan Dewi Sekardadu, putri penguasa Blambangan pada masa Majapahit.
Julukan "Giri" disematkan karena beliau berdakwah di daerah Giri, Kebomas, Gresik, yang dalam bahasa Jawa berarti gunung — merujuk pada lokasi pesantren yang didirikannya di atas bukit.
BACA JUGA:Sejarah Singkat Museum Geologi Bandung: Banyak Memiliki Koleksi Unik!
BACA JUGA:Menilik Sejarah Museum Bahari, Memiliki Koleksi Unik Sebagai Museum Tertua di Indonesia!
Dalam menyebarkan Islam, Sunan Giri berguru kepada Sunan Ampel dan menggunakan pendekatan dakwah yang unik melalui permainan anak-anak, seperti Jelungan, Gula-ganti, dan Cublak Suweng.
Pengaruh ajarannya meluas hingga ke luar Jawa, mencakup wilayah Madura, Lombok, Kalimantan, hingga Maluku.
Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di Gresik, sekitar 22 kilometer dari Surabaya. Kompleks makam ini berada di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, dan dapat diakses dengan mudah dari berbagai titik transportasi di Surabaya dan Gresik.
Kompleks makam terdiri dari tiga halaman berundak yang dihubungkan dengan tangga, dan setiap halaman memiliki gapura khas sebagai pintu masuk.
Gapura Bentar dan Paduraksa menjadi ciri khas arsitektur yang memperindah tempat ini.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah dan Profil Singkat Taman Nasional Alas Purwo: Memiliki Ekosistem Alas Purwo!
BACA JUGA: Gunung Kelimutu dan Danau Tiga Warna: Memiliki Sejarah dan Legenda yang Mistis!
Selain menjadi tempat ibadah, kompleks makam ini juga menjadi magnet wisata religi, terutama saat Haul Kanjeng Sunan Giri yang digelar setiap Jumat terakhir bulan Maulid, serta tradisi malam selawe menjelang hari ke-25 Ramadhan.
Acara ini menarik ribuan peziarah dan turut menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.