Di Kalimantan bagian selatan, Suku Dayak pernah membangun sebuah kerajaan yang dikenal sebagai Nansarunai Usak Jawa, yang berarti Kerajaan Nansarunai yang dihancurkan oleh Majapahit sekitar tahun 1309–1389.
Kerajaan ini milik Suku Dayak Maanyan, yang kemudian runtuh akibat serangan Majapahit.
BACA JUGA:Jejak Perjuangan 7 Ulama yang Menginspirasi dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah: 5 Kota Tertua di Indonesia yang Masih Berdiri Kokoh!
Sebagian penduduknya mengungsi ke pedalaman yang kini menjadi wilayah Suku Dayak Lawangan.
Sekitar tahun 1520, pengaruh Islam mulai masuk ke Kalimantan melalui Kerajaan Demak, bersamaan dengan kedatangan pedagang Melayu.
Beberapa orang Dayak memeluk Islam dan mengidentifikasi diri sebagai suku Banjar atau Kutai.
Sementara itu, sebagian lainnya yang mempertahankan tradisi leluhur berpindah ke pedalaman dan bermukim di berbagai daerah seperti Margasari, Batang Labuan Amas, dan Amuntai.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah: 5 Kota Tertua di Indonesia yang Masih Berdiri Kokoh!
BACA JUGA:Faktor-Faktor Penyebab Kejatuhan Kerajaan Kediri: Mengungkap Misteri Sejarahnya
Pakaian Adat Suku Dayak
Pakaian tradisional pria Dayak dikenal sebagai Sadaq, yang dilengkapi dengan ikat kepala dari pandan, baju rompi, dan cawat yang disebut Abet Kaoq.
Mereka juga membawa senjata khas Mandau yang diikat di pinggang.
Sementara itu, pakaian adat wanita disebut Ta’a. Bagian atasnya disebut Sapei Inoq, sedangkan bawahannya berupa rok yang dihias dengan manik-manik beragam, menciptakan tampilan yang indah.
Tradisi Unik Suku Dayak
Suku Dayak memiliki sejumlah tradisi yang masih dilestarikan hingga kini, di antaranya: