PAGARALAMPOS.COM - Situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, telah menjadi salah satu situs arkeologi yang paling menarik dan kontroversial di Indonesia.
Dikenal sebagai situs megalitik terbesar di Asia Tenggara, Gunung Padang menjadi pusat perhatian dunia berkat penemuan-penemuan yang menunjukkan bahwa situs ini bukan hanya sebuah kompleks batuan biasa, tetapi mungkin menyimpan sejarah yang lebih dalam mengenai peradaban kuno di Indonesia.
Gunung Padang pertama kali ditemukan pada tahun 1914 oleh seorang ahli geologi asal Belanda, Van der Vliet.
Namun, situs ini baru benar-benar mendapat perhatian luas pada tahun 1979, ketika tim arkeolog Indonesia mulai melakukan penelitian.
BACA JUGA:Gunung Salak Angker? Inilah Alasan Mengapa Banyak Orang Takut Mendakinya!
Berdasarkan hasil penggalian, situs ini terdiri dari susunan batu-batu besar yang diperkirakan berusia ribuan tahun.
Secara struktural, Gunung Padang terdiri dari beberapa teras atau platform yang terletak di puncak bukit yang menghadap ke arah lembah, dan diperkirakan dibangun dalam beberapa tahap.
Yang membuat Gunung Padang begitu menarik adalah hipotesis kontroversial yang berkembang mengenai usianya.
Sejumlah penelitian geologi dan arkeologi terbaru mengindikasikan bahwa situs ini berusia jauh lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.
BACA JUGA:Miliki Kekuatan Spiritual. Ini Fakta Dibalik Ketenangan dan Kegagahan Gunung Singgalang
Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa Gunung Padang bisa berusia hingga 20.000 hingga 25.000 tahun yang lalu, jauh lebih tua dibandingkan dengan kebudayaan megalitik yang dikenal selama ini di Indonesia, yang biasanya berusia sekitar 2.500 hingga 3.000 tahun.
Penemuan ini langsung memicu berbagai kontroversi. Sebagian kalangan menganggapnya sebagai bukti adanya peradaban kuno yang jauh lebih maju daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Ada yang berpendapat bahwa Gunung Padang adalah bagian dari sebuah budaya atau peradaban yang telah hilang, yang jauh lebih maju daripada peradaban-peradaban yang dikenal dalam sejarah konvensional.
Hipotesis ini semakin diperkuat oleh fakta bahwa batu-batu yang digunakan dalam konstruksi Gunung Padang memiliki ukuran yang besar dan berat, serta terstruktur dengan rapi, menunjukkan adanya keterampilan teknik yang luar biasa.
BACA JUGA:Mengungkap Legenda Gunung Singgalang: Sejarah dan Keistimewaannya di Sumatera Barat