Salah satu cerita rakyat yang paling terkenal adalah tentang dua bersaudara, Singalang dan Marapi, yang konon mempunyai kepribadian berbeda.
Malapi digambarkan sebagai karakter yang pemarah dan emosional, sedangkan Singgalang adalah karakter yang lebih tenang dan bijaksana.
Ketika terjadi pertengkaran antara keduanya, Singalang memutuskan untuk diam dan menjauh, membiarkan gunung tersebut tenang tanpa aktivitas vulkanik sedangkan Marapi terus “mengamuk” dalam bentuk letusan gunung berapi.
BACA JUGA:Mitos Telaga Dewi di Puncak Gunung Singgalang, Tempat Pemandian Bidadari Kah
Kisah ini sering digunakan oleh penduduk setempat untuk menggambarkan filosofi hidup yang menekankan pentingnya kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi konflik.
Gunung Singgalang dengan sifatnya yang “tenang” mengajarkan kita bahwa tidak semua masalah harus dihadapi dengan amarah dan perilaku destruktif.
Sebaliknya, terkadang ketenangan dan kesabaran adalah solusi terbaik.
Gunung Singgalang tidak hanya memiliki pemandangan alam yang indah, tetapi juga menyimpan sejarah, legenda, dan nilai budaya yang mendalam bagi masyarakat Minangkabau.
BACA JUGA:Menelusuri Kisah Misterius Gunung Singgalang, Salah Satunya Punya Kembaran?
Nama Singalan mengacu pada pepohonan yang dulunya megah dan makna filosofis yang terkandung dalam ketenangan gunung ini, menonjolkan bagaimana alam dan budaya saling terkait dalam kehidupan masyarakat Sumatera Barat.
Bagi para pendaki gunung, Gunung Singgalang bukan hanya sebuah tantangan fisik namun juga sebuah perjalanan spiritual yang membawa kedamaian dan kebijaksanaan.